UCAPAN ADALAH PUSAT PENGONTROL KESEHATAN

Unknown
pantai adalah sumber kehidupan yang luar biasa

Mulut adalah alat agar kita dapat berinteraksi dengan semua manusia. Tanpa mulut kita akan sulit untuk berinteraksi. Mulut akan selalu menghiasi kehidupan kita dalam lingkungan masyarakat. Kata demi kata akan menghasilkan sebuah ucapan yang bervariasi. Semakin banyak aktivitas mulut yang dilakukan maka semakin banyak pula ucapan yang dilontarkan.

Namun perlu kita tahu bahwa ucapan adalah pengendali dalam sebuah hidup. Besar kecilnya ucapan maka akan sangat berpengaruh dalam kehidupan. Tidak hanya itu baik buruknya sebuah ucapan akan merubah segalanya. Sekalipun kita sudah mengucapkan satu kata maka kata tersebut tidak akan bisa kita tarik kembali. Maka ucapan perlu kita control agar tidak terjadi kesalahan.


Satu kesalahan dalam berucap maka akan menimbulkan bertambahnya kembali kesalahan- kesalahan yang baru. Perkataan atau ucapan yang baik adalah suatu kebiasaan yang kita lakukan. Begitupun dengan perkataan yang buruk, tidaklah terlepas dari yang namanya kebiasaan. Hasil persentase kerja mulut dalam melontarkan kata- kata yang baik 90% telah diolah terlebih dahulu oleh otak dengan berbagai pertimbangan yang ada sebelum dikeluarkan dari mulut. Akan tetapi  sayang sekali hanya sekita 10% ucapan atau perkataan buruk datang secara tiba- tiba dan dikeluarkan secara otomatis atau reflek tanpa perlu pemikiran dan pertimbangan otak terlebih dahulu. Hal ini biasanya dalam masyarakat bisa disebut ucapan tanpa disengaja.

Tapi sengaja tidak disengaja semua itu sudah terlanjur di lontarkan. Sehingga otomatis itu semua sudah merubah kehidupan kita. Siapa yang tahu ucapan yang kecil itu bisa berakibat datangnya ucapan yang lebih besar lagi. Memang ada sebuah peribahasa yang intinya kita harus belajar dari sebuah kesalahan. Disini jelas peribahasa tersebut menjelaskan agar kita tidak lagi mengulangi kesalahan yang telah kita lakukan di masa lampau atau hari kemarin. Namun siapa yang bisa menjamin orang tersebut tidak akan mengulanginya lagi. Sulit jika kita hanya berkata seperti itu. Kecuali ada seseorang yang akan mengawasi perkataan kita selama 24 jam dalam sehari mungkin saja bisa.

Gambaran diatas adalah sedikit penjelasan tentang sebuah ucapan dalam kehidupan kita sehari- hari. Yang harus kita control karena kitalah pemilik mulut tersebut. Sehingga kita yang bertanggung jawab atas mana yang harus dikeluarkan dan tidak boleh dikeluarkan oleh mulut.

Pembahasan kali ini menyangkut bahayanya sebuah ucapan terhadap kesehatan kita. Tentu saja pasti banyak yang bertanya apa kaitannya sebuah ucapan dengan kesehatan. Perlu kita ketahui sehat tidaknya diri kita bisa datang dari sebuah timbal balik atas ucapan yang kita lontarkan kepada orang lain. Saya ambil contoh dalam kehidupan sehari- hari. Pernahkah kita bercanda dengan orang lain? Pasti semua pernah mengalaminya. Baiklah jika kita bercanda dengan teman bermain kita sehari- hari. Mungkin dia sudah terbiasa dan akan membalas bercandaan kita. Nah, pertanyaanya disini apakah teman yang kita ajak bercanda akan sakit hati atas lontaran kata kita. Tentu saja hasil persentasenya 9:1 dimana yang 9 itu memang atas dasar keinginan bersama dan yang 1 lagi atas ketidaksengajaan. Yang 1 ini mungkin teman kita akan memakluminya karena atas dasar ketidaksengajaan.

Tapi bagaimana jika kita baru mengenal seseorang yang kita temui di sebuah persimpangan jalan atau tempat yang lainnya. Lalu kita mengajak bercanda orang tersebut. Kita anggap itu biasa saja jika bercandanya itu sewajarnya. Tapi bagaimana jika kita sudah kelewatan dalam bercanda apalagi baru saja kenal. Pastinya orang tersebut akan merasa sakit hati. Inilah yang sangat berbahaya untuk kehidupan kita. Semakin sering kita melukai hati seseorang dengan ucapan kita maka kesehatan kita akan terancam. Baik buruknya seseorang ada pada ucapannya. Serta dia dapat menempatkan ucapannya dalam kehidupan sehari-hari.

Mari kita lanjutkan kembali cerita tersebut. Ketika orang itu mulai sakit hati maka dia akan mengucapkan sesuatu dalam hatinya. Yang jelas perkataanya dalam hati itu adalah ucapan buruk pula. Ingat juga kita ini hidup dalam kehidupan nyata dan gaib. Gaib disini bukanlah seputar dunia hantu atau syetan. Melainkan para malaikat yang berada disamping kita, kanan dan kiri. Kanan dan kiri disini adalah malaikat pencatat amal baik dan buruk. Malaikat ini bisa mendengar ucapan dalam hati kita. Ketika orang tersebut berkata buruk pula pada orang yang mengajak dia bercanda walaupun hanya dalam hati. Itu akan menjadi sebuah senjata untuk orang yang menyakitinya. Senjata disini adalah menjadi sebuah doanya para malaikat.

Tidak masalah jika doanya baik untuk orang yang  mengajak bercanda. Bagaimana jika buruk? Maka tunggulah kedatangan doa tersebut. Jika dia berdoa agar kita sakit atau mendapat musibah maka tidak ada yang tidak mungkin kita akan mendapat musibah tersebut. bagaimana jika kita mendapat musibah kecelakaan dan sejenisnya. Selesailah hidup kita didunia ini. Maka segeralah minta maaf sebelum doa buruk itu terkabul. Karena itu yang bisa menghentikannya dan menyelamatkan kita dari azab Allah Ta’ala.


Maka dari itu mulailah dari sekarang untuk memperbaiki ucapan kita kepada siapapun. Karena yang dapat mengontrol ucapan kita hanyalah kita sendiri. Bukan orang lain atau orang yang kita cintai. Semoga pembahasan ini bermanfaat bagi yang membacanya.

Getting Info...

Post a Comment

Cookie Consent
We serve cookies on this site to analyze traffic, remember your preferences, and optimize your experience.
Oops!
It seems there is something wrong with your internet connection. Please connect to the internet and start browsing again.
AdBlock Detected!
We have detected that you are using adblocking plugin in your browser.
The revenue we earn by the advertisements is used to manage this website, we request you to whitelist our website in your adblocking plugin.
Site is Blocked
Sorry! This site is not available in your country.