sejarah nabi muhammad |
Bagaimana
kabar kalian semua para sahabat Kejasroh yang setia? Kami harap kalian sehat-
sehat semua. Dari kisah sebelumnya yang sudah kami berikan tentu saja belum
selesai. Perjalanan baginda Rasul ke kota Madinah belum selesai sampai disitu.
Dan kini waktunya kami melanjutkan kisah perjalanan baginda Rasul ke kota
Madinah. Silahkan menyimak kisah yang kami sediakan.
Dari
Rumah Menuju Gua
Rasulullah
Saw keluar dari rumahnya pada malam 27 Shafar tahun 14 kenabian. Lalu beliau
mendatangi rumah sahabatnya; Abu Bakar Ash-Shiddiq. Kemudian lewat pintu belakang,
mereka berdua segera bertolak keluar Mekkah, sebelum terbit fajar.
Rasulullah
Saw menyadari betul, bahwa ketika orang kafitr Quraisy hijrah ke Madinah,
mereka akan dengan sekuat tenaga mencegahnya. Dan yang paling pertama mereka
lakukan adalah mengejar Rasulullah Saw lewat jalur yang biasa digunakan untuk
menuju Madinah, yaitu kea rah utara. Karena itu untuk menghindari kejaran
mereka, Rasulullah Saw menempuh jalan yang berlawanan sama sekali, yaitu
berjalan kea rah selatan menuju ke negeri Yaman. Beliau dan Abu Bakar terus
berjalan hingga sekian mil, sampai kemudian mereka tiba di gunung Tsur, gunung
yang tinggi menjulang dengan jalan yang curam serta sulit didaki. Lalu pada
ketinggian gunung tersebut mereka beristirahat di sebuah gua yang dikenal
sebagai gua Tsur.
Di
Gua Tsur
Sebelum
masuk ke dalam gua, Abu Bakar melarang Rasulullah Saw masuk lebih dahulu
sebelum dirinya, supaya jika terjadi
sesuatu, hanya akan menimpa dirinya. Kemudian setelah masuk ke dalam
gua, beliau mendapati banyak lobang di
dalamnya, maka dia sobek kainnya untuk menyumpal lobang tersebut, hinnga
tersisa dua lobang yang tidak terdapat lagi sisa kain untuk menyumpalnya,
akhirnya kedua kakinya dijulurkan untuk menutupi kedua lobang tersebut. setelah
itu baru beliau mempersilahkan Rasulullah Saw untuk masuk.
Maka
masuklah Rasulullah Saw, lalu beliau berbaring dan tidur di atas pangkuannya.
Sebagai bukti kecintaan Abu Bakar terhadap Rasulullah Saw, beliau tetap menahan
kakinya menutupi lobang itu agar Rasulullah Saw tidak terbangun dari tidurnya
meskipun kakinya dipatuk sesuatu dari dalam lobang tersebut, beliau tahan
sakitnya hingga air matanya menetes mengenai wajah Rasulullah Saw hingga beliau
terbangun. Setelah mengetahui sebabnya, maka Rasulullah Saw meludahi kaki
beliau hingga hilang rasa sakitnya.
Di
dalam gua tersebut mereka menetap selama tiga malam. Abdullah bin Abu Bakar
Ash-Shiddiq, setiap malam menemui keduanuan utnuk menyampaikan berita yang dia
dengar dari kaum Quraisy di siang harinya, lalu menjelang fajar dia segera
pulang, sehingga pagi harinya sudah berada di tengah masyarakat Mekkah tanpa
meninmbulkan kecurigaan.
Sementara
itu, Amir bin Fuhairah (Budah Abu Bakar) menggembala kambing di sekitar tempat
tersebut, dia bertugas memberikan hasil perahan susu kambingnya kepada mereka
berdua, juga untuk menghilangkan jejak Abdullah bin Abu Bakar dengan menggiring
kambingnya pada bekas- bekas tapaknya.
Di
sisi lain, kaum Quraisy sangat galau ketika mereka tidak juga dapat menemukan
Rasulullah Saw hingga pagi hari. Mereka segera memukul Ali bin Abi Thalib kw,
diseretnya dia ke Ka’bah dan ditahan disana selama beberapa jam, namun mereka
tidak mendapatkan berita apa- apa darinya. Merekapun mendatangi rumah Abu
Bakar, juga tidak mendapatinya. Asma’ yang ketika itu ditanya tentang
keberadaan Abu Bakar, menyatakan tidak tahu. Abu Jahal menamparnya dengan
keras, hingga anting- antingnya terlepas.
Kaum
kafir Quraisy segera mengumumkan sayembara dengan hadiah ratusan onta bagi
siapa saja yang dapat menangkap Rasulullah Saw, hidup atau mati. Setelah pengumuman
tersebut semakin banyak orang mencarinya dengan sungguh- sungguh ke segala
penjuru. Bahkan di antara mereka ada yang sudah tinggal beberapa langakah di
depan gua Tsur. Abu Bakar sudah melihat laki- laki mereka tampak di mulut gua,
seandainya mereka menunduk sedikit saja, niscaya mereka segera menemukannya.
Abu
Bakar yang ketakutan, khawatir mereka akan menemukan Rasulullah saw, namun
beliau Saw menenangkan, dengan bersabda:
sejarah nabi muhammad |
“
Bagaimana pendapatmu ya Abu Bakar dengan dua orang di mana yang ketiganya
adalah Allah”.
Dan
akhirnya para pencari itu meninggalkan tempat tersebut.
Menuju
Madinah
Ketika
upaya pencarian sudah mulai reda, Rasulullah Saw bersiap- siap berangkat menuju
Madinah.
Sebelumnya
Rasulullah saw telah menyewa Abdullah bin Uraiqith al-Laitsi sebagai penunjuk
jalan, mereka telah berjalan untuk bertemu di depan gua Tsur setelah tiga malam
berikutnya dengan dua hewan tunggangan.
Sementara
itu, Asma binti Abu Bakar bertugas menyiapkan perbekalan makanan bagi keduanya.
Untuk membawa dua tempat makanan dia harus memotong ikat pinggangnya menjadi
dua, satu untuk mengikat ransum makanannya, dan satu lagi untuk dia pakai
sebagai ikat pinggang. Sehingga dia dikenal dengan sebutan “Dzatunnithoqoin”
( Wanita pemilik dua ikat pinggang).
Setelah
segala sesuatunya siap, berangkatlah Rasulullah saw dan Abu Bakar ash-Shiddiq
ra dengan penunjuk jalan Abdullah bin Uraiqith, yang saat itu masih kafir namun
dipercaya oleh mereka.
Pertama-
tama mereka lewat arah selatan menuju Yaman, kemudian ke arah barat menuju pantai,
hingga sampai pada tempat yang tidak biasa dilalui orang, mereka merubah haluan
ke arah utara dekat laut merah, lalu menempuh jalur yang tidak biasa dilalui
manusia.
Di
tengah perjalanan, mereka dikejar oleh Suraqah yang mengetahui berita
perjalanan mereka dari seseorang. Namun ketika jarak mereka sudah sangat dekat,
berkali- kali kuda yang ditunggangi Suraqah tersungkur tidak dapat berjalan,
sampai akhirnya dia membatalkan rencananya untuk menangkap Rasulullah saw.
Sumber
: Kitab Ar-Rahiqul-Makhtum