cerita para nabi |
Rasulullah Saw
Mengambil Sikap Berani
Saat
itu Rasulullah Saw dikelilingi oleh sekelompok kecil pasukan kaum muslimin yang
berjumlah 9 orang sahabat di barisan belakang pasukan kaum muslimin. Melihat
pasukannya terdesak, Rasulullah Saw segera berteriak kepada mereka:
“
Wahai hamba-hamba Allah”.
Rasulullah
Saw tahu bahwa suaranya akan lebih dahulu di dengar oleh orang kafir sebelum
pasukan kaum muslimin.
Maka
serta merta pasukan kaum kafir yang mendengar suara Rasulullah Saw, segera
mencarinya untuk membunuhnya. Sebab dengan membunuh Rasulullah Saw, peperangan
ini dapat mereka menangkan.
Saat
itulah muncul isu di tengah pasukan kaum muslimin, bahwa Rasulullah Saw telah
terbunuh sebagian kaum muslimin langsung jatuh mentalnya, di antara mereka ada
yang melempar senjatanya dan menyerah, bahkan ada yang berpikir untuk minta
perlindungan kepada Abdullah bin Ubay.
Namun
ada sejumlah sahabat yang segera meluruskan keadaan, di antaranya Anas bin
Nadhir. Ketika beliau menemukan mereka yang sudah patah semangat, beliau
berkata:
“
Apa yang kalian tunggu?”,
“
Rasulullah Saw telah terbunuh”, jawab
mereka.
“
Kalau begitu untuk apa lagi kalian hidup setelah kematiannya, matilah kalian
sebagaimana matinya Rasulullah Saw!”. Jawab
Anas
Demikianlah
para sahabat kembali memompa semangat juang kaum muslimin, sehingga mereka
kembali sadarkan diri, semangat dan keberanian mereka bangkit lagi. Lalu mereka
ambil lagi senjata- senjata mereka untuk membendung laju pasukan kafir yang
saat itu sedang menuju markas Rasulullah Saw.
Perjuangan
Melindungi Rasulullah saw
Sembilan
orang sahabat yang melindungi Rasulullah Saw berjuang mati- matian untuk
menangkis setiap serangan yang diarahkan kepada beliau Saw. Akhirnya satu demi
satu mereka berguguran. Tinggallah dua orang yang berada di sisi Rasulullah Saw
; Talhah bin Ubaidillah dan Sa’ad bin Abi Waqash. Keduanya melindungi mati-
matian Rasulullah Saw dari serangan kaum musyrikin. Hari itu merupakan hari
yang paling genting dalam kehidupan Rasulullah Saw.
Akhirnya
tak urung juga, akibat serangan yang bertubi- tubi, Rasulullah Saw mengalami
luka di bagian pelipis dan rahangnya, sehingga darah segar mengucur dari
wajahnya. Saat itu Rasulullah Saw bersabda:
“
Bagaimanakah suatu kaum akan selamat kalau mereka telah melukai Nabi mereka?”
Saat
itu Allah Turunkan ayat- ayat-Nya:
cerita para nabi |
“
Tidak ada sedikitpun campur tanganmu dalam urusan mereka itu atau Allah
menerima taubat mereka, atau mengazab mereka, karena sesungguhnya mereka itu
orang- orang yang zalim” (QS. Ali Imron:128)
Rasulullah
Saw pun berdoa untuk mereka:
cerita para nabi |
“ Ya
Allah, ampunilah kaumku, karena mereka tidak mengetahui”
Seketika
itu, pasukan kaum muslimin mendatangi Rasulullah Saw yang sedang terkepung oleh
kaum musyrikin. Mereka berusaha sekuat tenaga melindungi Rasulullah Saw dari
serbuan kaum musyrikin. Di antara mereka adalaha Mush’ab bin Umair, Ali bin Abi
Thalib, Sahl bin Hanif, Malik bin Sinan, Umar bin Khattab dan Abu Thalhah.
Di
tengah situasi genting tersebut, Mush’ab bin Umair yang tengah mempertaruhkan
nyawanya melindungi Rasulullah Saw seraya membawa panji- panji kaum muslimin,
terbunuh oleh Ibnu Qami’ah yang dia kira bahwa Mush’ab adalah Rasulullah Saw
karena wajahnya yang mirip. Sehingga setelah berhasil membunuhnya, Ibnu Qamiah
segera berteriak: “ Sungguh, Muhammad telah terbunuh!”.
Isu
ini, kembali membuat kaum muslimin panik dan mengendur semangatnya, namun pada
saat yang bersamaan, hal tersebut membuat serangan kaum musyrikin menjadi
kendur juga.
Melihat
hal tersebut, Rasulullah Saw langsung menyelinap ke tengah- tengah kaum
muslimin, namun beliau Saw meminta mereka untuk tidak memberitahu keberadaannya
agar tidak disadari oleh kaum musyrikin. Kemudian dengan teratur mereka mundur
dari medan pertempuran dan berlindung di celah- celah gunung Uhud. Kaum musyrikin yang mengetahui gerak
mundur teratur pasukan kaum muslimin, segera menyerbu. Namun dengan keberanian
luar biasa para sahabat menangkis setiap serangan untuk melindungi Rasulullah
saw. Akhirnya selamatlah kaum muslimin dari kejaran mereka. Kaum musyrikpun
menghentikan pengejaran dan bersiap- siap kembali ke Mekkah.
Namun
sebelum itu, mereka melampiaskan dendamnya terhadap kaum muslimin dengan
menyayat- nyayat mayat pasukan kaum muslimin yang ada. Bahkan Hindun binti
Utbah menyayat tubuh Hamzah untuk diambil hatinya. Dia berupaya mengunyah-
ngunyahnya, namun hal tersebut tidak kuasa dia lakukan, akhirnya dia muntahkan
kembali.
Setelah
kaum musyrikin dipastikan meninggalkan medan pertempuran dan kembali ke Mekkah.
Pasukan kaum muslimin langsung memeriksa para sahabat yang telah menjadi
Syuhada semua berjumlah 70 orang.
Kemudian
Rasulullah Saw memerintahkan agar para
syuhada Uhud tersebut dikumpulkan dan dikuburkan di tempat itu juga tanpa
dimandikan dan tetap dengan pakaian yang mereka kenakan.
Beliau
Saw bersabda:
“
Sayalah saksi bagi mereka, sesungguhnya siapa saja yang terluka di jalan Allah
Ta’ala niscaya akan Allah bangkitkan di hari kiamat, lukanya mengucur dengan
warna darah, namun baunya, bau minyak kasturi”
Pada
kesempatan itu, kaum muslimin mencari- cari mayat Hanzolah, akhirnya mereka
mendapatkannya di suatu tempat namun tampak adanya bekas siraman air.
Rasulullah Saw segera memberitahukan bahwa malaikat telah memandikannya. Maka
dia kemudian dikenal dengan sebutan: Ghasiilul Malaikah ( Yang dimandikan
malaikat).
Setelah
ditanya kepada keluarganya, jelaslah masalahnya bahwa Hanzolah adalah pengantin
baru. Ketika panggilan jihad diserukan, saat itu beliau sedang berada di
pangkuan isterinya. Maka dia langsung bangkit memenuhi seruan tersebut. di
tengah pertempuran, beliau maju menerobos kekuatan musuh, hingga hampir
membunuh panglima musuh, namun sebelum berhasil membunuhnya, dia lebih dahulu
terbunuh menemui syahidnya.
Mayat
kaum muslimin sungguh sangat mengenaskan. Tubuh mereka tercabik- cabik, bahkan
banyak di antara mereka yang pakaiannya tidak dapat menutup seluruh tubunya
seperti terjadi pada Mush’ab bin Umair. Apabila ditutup kepalanya, tampak
kakinya, jika ditutup kakinya tampak kepalanya, akhirnya Rasulullah saw memerintahkan
untuk menutup bagian kakinya dengan rerumputan.
Rasulullah
Saw sangat sedih hatinya ketika melihat jasad Hamzah. Hingga ketika saudara
perempuannya akan melihatnya, Rasulullah Saw perintahkan untuk mencegahnya.
Namun karena Shafiah bersikeras melihatnya dan berjanji untuk bersabar.
Akhirnya Rasulullah Saw mengizinkan.
Kemudian,
pasukan muslimin pulang menuju madinah dengan kesedihan mendalam. Mereka segera
menemui keluarga para syuhada untuk menyampaikan berita duka tersebut. namun
banyak di antara mereka yang tetap menjaga kesabarannya. Bahkan banyak pula di
antara mereka yang menganggap ringah musibah tersebut setelah mereka mengetahui
bahwa Rasulullah Saw pulang dengan selamat.
Diriwayatkan
bahwa ada seorang wanita dari Bani Dinar, suaminya, saudaranya, bapaknya gugur
sebagai syahid dalam perang Uhud, ketika diberitahu kepadanya tentang berita
duka tersebut, dia balik bertanya:
“
Apa yang dialami Rasulullah”,
“
Al-hamdulillah, seperti yang engkau inginkan, beliau dalam keadaan baik- baik
saja”, jawab mereka.
“
Perlihatkan kepada saya orangnya”, lalu
menunjukkannya kepada Rasulullah Saw.
Maka
setelah itu dia berkata:
“
Semua musibah, setelah engkau selamat adalah ringan”
Perang
Uhud dalam al- Quran
Allah
Ta’ala banyak memberikan pelajaran bagi kaum muslimin dalam al-Quran dari
perang tersebut. tercatat dalam surat Ali Imran, sebanyak 60 ayat Allah
membicarakan perang Uhud dari sejak kejadian pertama kali:
cerita para nabi |
“
Dan (ingatlah), ketika kamu berangkat pada pagi hari dari (rumah) keluargamu
akan menempatkan para mu’min pada beberapa tempat untuk berperang”. (QS. Ali
Imran:121)
Kemudian
ayat- ayat itu ditutup dengan ayat yang berisi pelajaran umum dari peperangan
tersebut;
cerita para nabi |
“
Allah sekali-kali tidak akan membiarkan orang- orang yang beriman dalam keadaan
kamu sekarang ini, sehingga Dia menyisihkan orang yang buruk (munafik) dari
yang baik (mu’min). Dan Allah sekali- kali tidak akan memperlihatkan kepadamu
hal- hal yang ghaib, akan tetapi Allah memilih siapa yang dikehendaki-Nya di
antara Rasul- Rasul-Nya. Karena itu berimanlah kepada Allah dan
rasul-rasul-Nya; dan jika kamu beriman dan bertakwa, maka bagimu pahala yang
besar” (QS. Ali Imron:179)
Pelajaran
Lain dari Perang Uhud
Akibat
perbuatan maksiat dan melanggar aturan yang telah ditetapkan, sebagaimana yang
telah dilakukan oleh pasukan pemanah.
Para
Rasul dalam dakwahnya juga mendapatkan ujian dan kadang kekalahan. Hal tersebut
untuk membuktikan bahwa mereka juga adalah manusia biasa yang tidak tertutup
kemungkinan mengalami apa yang umum dialami manusia.
Dengan
adanya cobaan tersebut, kaum muslimin dapat mengetahui siapa di antara mereka
yang teguh dalam perjuangannya dan siapa yang keimanannya hanya terbatas
ucapannya saja (munafiq).
Syahadah
(mati dalam pertempuran di jalan Allah) merupakan kedudukan
tertinggi bagi mujahid di jalan Allah Ta’ala.
Perjuangan
menghadapi kaum kafir juga harus menyertakan sebab- sebab yang dapat
mendatangkan kemenangan tersebut.
Sumber
: Kitab Ar-Rahiqul-Makhtum