KISAH PARA NABI FASE KEDUA DAKWAH RASULULLAH SECARA JAHRIYAH Bab3 (Bag 5)

Unknown
kisah para nabi
kisah para nabi

Hamzah Masuk Islam

Ditengah suasana yang masih penuh intimidasi dan tekanan dari orang kafir Quraisy terhadap kaum muslimin, munculah secerah harapan, yaitu masuk islamnya Hamzah bin Abdul Muthalib ra paman Rasulullah, pada akhir tahun ke-6 kenabian.

Hamzah masuk islam setelah mendengar berita perlakuan Abu Jahal yang telah menganiaya Rasulullah Saw dengan memukulkan sebuah batu ke kepala beliau hingga mengucurkan darah.

Segera saja Hamzah lelaki gagah dan terpandang di suku Quraisy yang saat itu baru saja pulang berburu, menemui Abu jahal untuk menuntut balas atas perlakuan kasar tersebut.

Setelah berhasil menemui Abuh Jahal, Hamzah segera menghardiknya:

“ wahai Abu Jahal, kamulah yang telah menghina keponakanku padahal aku sudah masuk agamanya?”,

Kemudian Abu Jahal dipukulnya dengan busur hingga terluka hampir saja terjadi perkelahian missal,  karena keluarga kedua belah pihak ingin ikut campur. Namun Abu Jahal segera menghentikan hal tersebut seraya mengakui bahwa dia telah bersikap buruk terhadap Rasulullah Saw.

Umar bin Khattab ra Masuk Islam

Secerah carahaya yang lain juga muncul dengan masuk islamnya Umar bin Khattab ra juga pada tahun ke-6 kenabian, tiga hari setelah masuk islamnya Hamzah bin Abdul Muthalib.

Sebelumnya, Rasulullah Saw memang pernah memohon kepada Allah Ta’ala agar dia masuk islam, dengan doanya:

kisah para nabi
kisah para nabi

“ Ya Allah, muliakanlah islam dengan salah seorang dari dua orang yang lebih Engkau cintai; Umar bin Khattab atau Abu Jahal bin Hisyam”

Ternyata yang lebih Allah cintai dari keduanya adalah Umat bin Khattab ra.

Kisah Masuk Islamnya Umar bin Khattab ra.

Umar bin Khattab ra terkenal sebagai orang yang berwatak keras dan bertubuh tegap. Sering kali pada awalanya (sebelum masuk islam) kaum muslimin mendapatkan perlakuan kasar darinya. Sebenarnya di dalam hati Umar sering berkecamuk perasaan- perasaan yang berlawanan, antara pengagungannya terhadap ajaran nenek moyang, kesenangan terhadapa hiburan dan mabuk- mabukan dengan kekagumannya terhadapa ketabahan kaum muslimin serta bisikan hatinya bahwa boleh jadi apa yang di bawa oleh islam itu lebih mulia dan lebih baik.

Sampailah kemdian suatu hari, beliau berjalan dengan pedang terhunus untuk segera menghabisi Rasulullah Saw. Namun di tengah jalan, beliau dihadang oleh Abdullah an- Nahham al- ‘Adawi  seraya bertanya:

“ Hendak kemana engkau ya Umar?”,

“ Aku hendak membunuh Muhammad”,  jawabnya.

Apakah engkau akan aman dari Bani Hasyim dan Bani Zuhroh jika engkau membunuh Muhammad?”,

“ Jangan- jangan engkau sudah murtad dan meninggalkan agama asalmu?”. Tanya Umar.

“ Maukah engkau ku tunjukkan yang lebih mengagetkan dari itu wahai Umar, sesungguhnya saudara perempuanmu dan iparmu telah murtad dan telah meninggalkan agamamu”,  kata Abdullah.

Setelah mendengar hal tersebut, Umar langsung menuju ke rumah adiknya. Saat itu di dalam rumah tersebut terdapat Khabbab bin Art yang sedang mengajarkan al- Quran kepada keduanya (Fatimah, saudara perempuan Umar dan suaminya). Namun ketika Khabbab merasakan kedatangan Umar, dia segera bersembunyi di balik rumah. Sementara Fatimah, segera menutupi lembaran al- Quran.

Sebelum masuk rumah, rupanya Umar telah mendengar bacaan Khabbab, lalu dia bertanya:

“Suara apakah yang tadi saya dengar dari kalian?”,

“Tidak ada suara apa- apa kecuali obrolan kami berdua saja”, jawab mereka

“Pasti kalian telah murtad”,  kata Umar dengan geram

“Wahai Umar, bagaimana pendapatmu jika kebenaran bukan berada pada agamamu?”, jawab ipar Umar.

Mendengar jawaban tersebut, Umar langsung menendangnya dengan keras hingga jatuh dan berdarah. Fatimah segera membangunkan suaminya yang berlumuran darah, namun Fatimah pun ditampar dengan keras hingga wajahnya berdarah, maka berkatalah Fatimah kepada Umar dengan penuh amarah:

“ Wahai Umar, jika kebenaran bukan terdapat pada agamamu, maka aku bersaksi bahwa tiada Tuhan yang disembah (ilah) selain Allah dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah Rasulullah”

Melihat keadaan saudara perempuannya dalam keadaan berdarah, timbul penyesalan dan rasa malu di hati Umar. Lalu dia meminta lembaran al- Quran tersebut. namun Fatimah menolaknya seraya mengatakan bahwa Umar najis, dan al- Quran tidak boleh disentuh kecuali oleh orang- oang yang telah bersuci. Fatimah memerintahkan Umar untuk mandi jika ingin menyentuh mushaf tersebut dan Umar pun menurutinya.

Setelah mandi, Umar membaca lembaran tersebut, lalu membaca: Bismillahirrahmanirrahim. Kemudian dia berkomentar.

“ Ini adalah nama- nama yang indah nan suci”

Kemudian beliau terus membaca:

kisah para nabi
kisah para nabi
“Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku”
(QS.Thaha: 14)

Beliau berkata:

“Betapa indah dan mulianya ucapan ini. Tunjukkan padaku di mana Muhammad”.

Mendengar ucapan tersebut, Khabbab bin Art kelur dari balik rumah, seraya berkata: “ Bergembiralah wahai Umar, saya berharap bahwa doa Rasulullah Saw pada malam Kamis lalu adalah untukmu, beliau Saw berdoa:

“Ya Allah, muliakanlah islam dengan salah seorang dari dua orang yang lebih Engkau cintai; Umar bin Khattab atau Abu Jahal bin Hisyam”. Rasulullah Saw sekarang berada di sebuah rumah di kaki bukit shafa”.

Umar bergegas menuju rumah tersebut seraaya membawa pedangnya. Tiba di sana dia mengetuk pintu. Seseorang yang berada di dalamnya, berupaya mengintipnya lewat celah pintu, dilihatnya Umar bin Khattab datang dengan garang bersama pedangnya. Segera dia beritahu Rasulullah Saw, dan merekapun berkumpul. Hamzah bertanya:

“ Ada apa ?”

“Umar ?!, bukakan puntu untuknya, jika dia datang membawa kebaikan, kita sambut. Tapi jika dia datang membawa keburukan, kita bunuh dia dengan pedangnya sendiri”.

Rasulullah Saw memberi isyarat agat Hamzah menemui Umar. Lalu Hamzah segera menemui Umar, dan membawanya menemui Rasulullah Saw. Kemudian Rasulullah saw memegang baju dan gagang pedangnya, lalu ditariknya dengan keras, seraya berkata:

“Engkau wahai Umar, akankah engkau terus begini hingga kehinaan dan azab Allah diturunkan kepadamu sebagaimana yang dialami oleh Walid bin Mughirah?, Ya Allah inilah Umar bin Khattab,  Ya Allah, kokohkanlah islan dengan Umar bin Khattab”.

Maka berkatalah Umar:

“Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang disembah selain Allah, dan Engkau adalah Rasulullah”.
Kesaksian Umar tersebut disambut gema takbir oleh orang – orang yang berada di dalam rumah saat itu, hingga suaranya terdengar ke Masjidil Haram.

Masuk islamnya Umar menimbulkan kegemparan di kalangan orang- orang musyrik, sebalikanya disambut suka cita oleh kaum muslimin.

Ibnu Mas’ud berkata:

“ Kami dahulu tidak ada yang berani shalat di depan Ka’bah hingga Umar masuk islam”.

Utusan Kafir Quraisy Menghadap Rasulullah Saw

Setelah Hamzah dan Umar bin Khattab ra masuk islam, serta jumlah kaum muslimin semakin banyak, orang kafir Quraisy semakin kalang kabut, upaya mereka untuk menghalangi dakwah Rasulullah Saw semakin kehilangan arah.

Salah satu bentuknya adalah upaya mereka dengan mengutus Utbah bin Rabi’ah menghadap Rasulullah Saw untuk menawarkan beberapa tawaran yang menurut mereka dapat menghentikan dakwah beliau.

Utbah yang dikenal dengan panggilan Abu Walid, menyampaikan tawaran tersebut kepada Rasulullah Saw  yaitu, jika Rasulullah Saw menginginkan harta yang banyak maka mereka akan memberikan kepadanya sehingga Rasulullah Saw mejadi orang yang paling kaya raya di antara mereka, dan jika Rasulullah menginginkan kekuasaan, maka mereka akan menjadikan beliau penguasa di antara mereka, namun dengan syarat beliau menghentikan dakwahnya.

Setelah mendengat tawaran yang disampaikan Abu Walid hingga tuntas, Rasulullah Saw membaca ayat:

kisah para nabi
kisah para nabi

“ Haa miim. Diturunkan dari Tuhan Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Kitab yang dijelaskan ayat- ayatnya, yakni bacaan dalam bahasa Arab, untuk kaum yang mengetahui. Yang membawa berita gembira dan yang membawa peringatan, tetapi kebanyakan mereka berpaling (daripadanya); maka mereka tidak mau mengengarkan. Mereka berkata: Hati kami berada dalam tutupan (yang menutupi) apa yang kamu seru kami kepadanya….”
(QS. Fushshilat:1-5)

Akhirnya Abdul Walid kembali menemui kaumnya dengan membawa kegagalan, bahkan justru dia terkagum- kagum dengan ayat- ayat yang telah dibaca Rasulullah Saw, sehinga kaumnya menuduh Rasulullah Saw telah menyihirnya.




Sumber : Kitab Ar-Rahiqul-Makhtum


Getting Info...

Post a Comment

Cookie Consent
We serve cookies on this site to analyze traffic, remember your preferences, and optimize your experience.
Oops!
It seems there is something wrong with your internet connection. Please connect to the internet and start browsing again.
AdBlock Detected!
We have detected that you are using adblocking plugin in your browser.
The revenue we earn by the advertisements is used to manage this website, we request you to whitelist our website in your adblocking plugin.
Site is Blocked
Sorry! This site is not available in your country.