Sahabat dan musuh mengandung sebuah arti yang berlawanan. Sahabat terkesan dengan kesolidaritasannya. Tidak hanya itu sahabat juga sering kita artikan dengan suatu hubungan yang erat yang tidak akan pernah terputuskan serta berani berkorban dalam situasi apapun. Namun disamping sahabat tentu saja ada sesuatu yang berlawanan dengannya yaitu musuh. Musuh sering diartikan dengan hal- hal yang berbaur buruk atau tidak baik. Dari mulai mendefiniskan kejahatan, kecurangan, memfitnah, membunuh dan masih banyak lagi.
Tapi perlu kita tahu dua kata ini sebenarnya sama saja. Sahabat dan musuh mempunyai sifat yang sama. Mengapa demikina? coba kita perhatikan tentang sabahat dan musuh. Pernahkah kita mendengar sahabat yang sekian lama menunjukan sifat dan prilakunya yang baik bahkan rela berkorban dalam situasi apapun? tentu saja semua pasti pernah mendengar sampai menyaksikan hal semacam itu. Tapi pernahkah kita melihat sahabat yang selalu berprilaku baik serta rela berkorban dalam hal apapun namun di suatu saat dia menjadikan sahabatnya tersebut menjadi musuh? tentu saja semua pernah menyaksikan hal tersebut. Jadi apa bedanya sahabat dan musuh jika pada akhirnya sahabat menjadi musuh.
Mari kita lanjutkan persoalan diatas. Pernahkah kita mendengar atau menyaksikan seorang musuh yang menyakiti orang yang dia benci dengan cara apapun sampai tercapai keinginannya? tentu saja semua pasti pernah mendengar bahkan menyaksikannya. Pertanyaan terakhir, pernahkan kita melihat dan mendengar musuh yang hendak mencelakaan lawannya tiba- tiba di kemudian hari dia menjadi sahabat lawannya? tentu saja itu banyak terjadi dikalangan masyarakat dan pastinya kita pernah menyaksikannya.
Namun keduannya harus kita tempuh di dalam menjalani hidup. Sahabat itu penting, dan sangatlah penting bagi kehidupan kita. Sahabat itu harus diartikan secara luas. Luas disini bukan mengartikannya secara kata- kata melainka diartikan secara tindakan. Ruang lingkup sahabat itu bukan hanya dikalangan anak muda atau para remaja. Tapi jadikanlah semua orang menjadi sahabat kita. Boleh kita mencari istri atau calon istri tapi jadikanlah dia sebagai sahabat juga. Anak tentu saja memiliki ayah dan ibu maka jadikanlah dia sebagai sahabat kita juga akan tetapi lakukanlah dengan cara yang sopan dan penuh tata krama. Seseorang pasti ada yang mempunyai kakak, maka jadikanlah dia sebagai sahabat kita juga. Bila perlu orang yang kita kenal semua jadikan sebagai sahabat juga. Dengan begitu lengkaplah hidup kita dengan dikelilingi seorang sahabat.
Di dalam menjalani itu semua kita harus membawa senjatanya. Senjata yang kita butuhkan hanya satu yaitu ikhlas. Dengan ikhlas semua niat baik kita dan apa yang telah dilakukan maka akan tercapai dan penuh dengan beribu- ribu hikmah. Maka barengi semua itu dengan penuh rasa ikhlas. Itulah kunci yang paling luar biasa.
Begitu juga dengan musuh. Musuh itu bukan untuk dihindari atau dibalas. Tapi perlu kita ingat musuh itu adalah sahabat juga. Maka peluklah dengan erat sahabat kita yang satu ini. Peluk disini bukanlah memeluknya, akan tetapi sadarkanlah dia bahwa manusia itu tempatnya salah. Tidak ada manusia yang tidak luput dari yang namanya dosa. Namun bagaimana dia memohon maaf atas apa yang dia lakukan. Maka bujuklah terus sampai seorang musuh menjadi sahabat kita. Allah itu maha mengetahui, bahkan ketika kita berusaha untuk menyadarkan musuh kita maka Allah akan membantu kita dalam setiap langkah. Pertolongannya hanya menunggu waktu sampai kita mencapai tingkat kesabaran dan keikhlasan yang luar biasa. Yakinlah maka pertolongan-Nya akan datang tanpa kita duga.
Jadi bersahabatlah dengan penuh keikhlasan. Jika ikhlas belum ada dalam diri kita maka selesailah apa yang telah kita lakukan selama ini. Ingatlah dua buah kalimat yang penuh arti dan makna ini.
" Yang jauh belum tentu MUSUH"
"Yang dekat belum tentu SAHABAT"
belajarlah mulai dari sekarang memahami arti sahabat dan musuh. Jadikanlah keduannya menjadi tempat kita menanam kebaikan. semoga bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.