BESAR KECILNYA KEBAIKAN AKAN MENJADI KEBAIKAN DIMASA MENDATANG

Unknown
sekecil apapun sebuah kebaikan sangatlah berarti untuk orang lain

Kebaikan adalah suatu tindakan yang bertujuan untuk mendapatkan manfaat dari apa yang kita lakukan. Namun terkadang kebaikan ini sulit untuk kita lakukan. Terkadang kita selalu berpikir rugi atau tidaknya menolong seseorang. Bahkan tidak hanya itu kadang kita merasa seakan- akan tidak melihat orang yang sedang membutuhkan bantuan. Padahal orang tersebut jelas- jelas ada didepan kita. Hanya keegoisan yang ada dalam diri kita. Bagaimana jika yang menjadi orang membutuhkan bantuan adalah kita. Namun orang yang berada didepan kita tidak mau menolong sampai dia pergi dengan enaknya. Tentu saja kita akan merasa sakit hati dan bersedih. Bisa jadi kita sampai meneteskan air mata terus- menerus.

Namun kali ini kami tidak akan membahas tentang kebaikan. Melainkan kami akan berbagi sedikit cerita yang sangat menyentuh hati. Serta terdapat sebuah hikmah yang luar biasa di dalamnya. Untuk lebih jelasnya silahkan simak ceritanya.

Disebuah pedesaan yang tidak jauh dari kota ada satu keluarga yang sangat miskin. Didalam rumah tersebut hanya tinggal seorang wanita sekitar umur 40 tahun. Dia tinggal bersama kedua anaknya. Anak tersebut laki-laki dan perempuan dimana yang laki- laki adalah kakaknya. Kehidupan mereka sangatlah susah. Ditambah wanita tersebut terkena sakit yang sangat parah sekali. Sakit yang dideritanya adalah penyakit kanker. 

Anak laki- laki tersebut kebingungan karena tidak ada sedikitpun makanan di dalam rumahnya. Dia juga mengkhawatirkan jika sang ibu tidak bisa makan dan sang anak takut jika sakitnya bertambah parah. Anak tersebut membayangkan jika saja dirinya punya uang pasti ibunya sudah dibawa kerumah sakit. Namun tidak ada yang bisa dia lakukan karena anak tersebut hanya seorang anak kelas 3 sekolah dasar. 

Demi adik dan ibunya bisa makan sehari- hari dia pergi ke sebuah kebun milik warga. Lalu dia mencari sebatang pohon singkong. Tanpa rasa takut dia mencoba untuk mencurinya. Karena dia sering mencuri singkong milik warga setiap hari maka timbulah rasa curiga para warga. Saat itu juga warga mencari tahu siapa yang sudah mencuri singkong miliknya. Ketika itu warga terus menjaga kebunnya dari pencuri. Lalu si anak berniat mencuri singkong lagi ke kebun warga. Tidak jauh dari kebun si anak sudah melihat warga yang berkumpul. Anak tersebut sudah menyangka bahwa warga pasti curiga. Saat itu juga anak tersebut kembali kerumah karena takut tertangkap warga. Sepanjang jalan anak tersebut meneteskan air matanya. Dia tidak bisa membawa makanan untuk adik dan ibunya seperti biasanya. 

Sesampainya dirumah dia duduk sambil termenung karena tidak bisa mendapatkan makanan. Tanpa disangka- sangka sakit ibunya bertambah parah. Ibunya berteriak kesakitan dan seketika itu juga dia pingsan. Sang anak sudah kehabisan pikiran, tidak pikir panjang dia langsung membawa ibunya kerumah sakit dengan menggunakan gerobak untuk mengangkut pasir. sepanjang perjalanan anak tersebut menangis. Dia khawatir terjadi apa- apa dengan ibunya. Pada akhirnya mereka sampai dirumah sakit. Dokter dan semua petugas segera membawa sang ibu ke ruangan.

Ternyata sang ibu masih bisa ditangani oleh dokter. Kini dia hanya perlu istirahat namun dokter menyarankan kepada sang anak agar ibunya dioperasi. Tapi sang anak menolak karena dia tidak memiliki uang sedikitpun, ditambah biaya operasi yang mahal. Tidak mungkin juga seorang anak SD bisa mengumpulkan uang dengan singkat untuk menolong ibunya. Adik dari anak laki- laki tersebut sangat lapar. Dia ingin makan karena sudah seharian tidak makan sedikitpun. Lalu anak tersebut mencari makanan di perkotaan. Dia berjalan dari warung ke warung meminta sedikit makanan. Namun tidak satupun yang mau memberinya. 

Sampai kehabisan akal dan tidak membuahkan hasil anak tersebut mempunyai ide yang tidak baik. Dia mencoba mencuri makanan di sebuah rumah makan. Sayang sekali dia tertangkap oleh pemilik warung dan seketika juga ditangkap. Lalu dia dipukul oleh pemilik warung dengan sebatang kayu. Tiba- tiba datang seorang pedagang bakso dimana tempat dia berjualan tidak jauh dari tempat tersebut. Tukang bakso tersebut bertanya kepada pemilik warung alasan dia memukul si anak. Lalu pemilik warung menjelaskan alasan dia memukul pencuri tersebut.

Setelah mendengar penjelasan tersebut pedagang bakso tidak langsung menanggapinya. Dia malah bertanya kepada si anak kepada dia mencuri. Lalu anak tersebut pun menjelaskannya. Dia menjelaskan bahwa dirinya mencuri makanan karena ibunya sakit dan adiknya belum makan sedikitpun. Namun apa yang terjadi pemilik warung ternyata tetap saja tidak terima dengan perbuatan si anak. Untuk menetralisir keadaan pedagang bakso bertanya kepada pemilik warung berapa harga makanan yang anak tersebut ambil di warungnya. Ternyata hanya Rp.5000,- harga makanan yang anak tersebut ambil. Saat itu juga pedagang bakso membayar makanan tersebut dengan uangnya. 

Sang anak hanya bisa terdiam, tanpa banyak kata dia berterima kasih kepada pedagang bakso. Setelah berterima kasih dia langsung berlari untuk segera memberikan makanan tersebut ke adik dan ibunya.
Tanpa disangka ibunya sudah tiada dan adiknya sedang menangis disamping sang ibu. Dia pun ikut menangis karena tidak bisa berbicara dengan ibunya untuk terakhir kalinya. Kini mereka hanya hidup berdua saja. Semenjak kejadian itu sang anak ingin sekali menjadi seorang dokter agar bisa menolong siapa saja yang sedang sakit dan membutuhkan pertolongannya.

Dua puluh tahun kemudian apa yang anak tersebut impikan akhirnya tercapai. Dia lulus sebagai mahasiswa terbaik di kampusnya. Lalu dia diminta untuk bekerja di salah satu rumah sakit terkenal. Waktu terus berjalan dan banyak sekali kebaikan yang sudah dia lakukan. Baik itu secara medis maupun dalam kehidupan sehari- harinya diluar sana. Dia hidup bahagia dengan adiknya.

Pada waktu itu ada seorang anak yang usianya sama dengan adiknya datang kerumah sakit membawa ayahnya. Ternyata ayahnya terkena penyakit jatung yang sangat parah. Lalu dokter menyarankan untuk segera dioperasi agar nyawanya bisa diselamatkan. Setelah itu anak tersebut melihat biaya yang harus dipenuhi. Setelah melihat nominal uang yang tertera di sebuah kertas seketika dia menangis karena tidak bisa membayarnya. Anak tersebut terus termenung disamping ayahnya yang sedang sakit. Dia tidak punya uang sebanyak itu untuk membayarnya dan jika dia tidak bisa membayar maka ayahnya tidak akan dioperasi.

Keesokan harinya dia ingin meminta keringanan kepada pihak rumah sakit agar bisa melakukan operasi terlebih dahulu. Sedangkan pembayarannya setelah operasi selesai. Tanpa banyak kata pihak rumah sakit memberikan selembar kertas untuknya. Sang anak menerimanya, dia langsung membacanya. Ternyata isi kertas tersebut adalah bukti pembayaran sudah lunas dan sang ayah bisa dioperasi secepatnya. Anak tersebut terkejut dan bingung siapa yang sudah membantunya. Lalu sang anak bertanya kepada pihak rumah sakit, siapa yang sudah membayarkannya. Pihak rumah sakit memberitahukan siapa yang sudah menolongnya. Saat itu juga dia kembali terkejut setelah bertemu dengan orang yang sudah menolongnya. Ternyata dia adalah anak yang waktu itu ditolong oleh ayahnya ketika mencuri makanan di warung. Anak yang sekarang dia lihat adalah seorang dokter hebat di rumah sakit tersebut. Dengan meneteskan air mata dia berterima kasih kepada sang dokter.
Sang dokter hanya berkata:

" Ayahmu sudah menolongku dimasa lalu, besar kecilnya pertolongan ayahmu kepadaku bukanlah masalah bagiku, yang terpenting dia sudah menyelamatkanku hari itu, kini inilah yang bisa aku lakukan untuk membalas kebaikan ayahmu"

Sungguh luar biasa kata- katanya. Semoga saja kita dapat mengambil banyak pelajaran dari cerita singkat ini. Berbuat baiklah sesuka hati kita tanpa memandang besar kecilnya. Karena sesuatu yang kecil itu bisa menjadi manfaat yang besar di hari esok dan seterusnya. Siapa yang tahu sebuah arti masa depan sebelum kita berada didalamnya. Teruslah bersemangat membangun diri dengan sebuah kebaikan. Tanamkanlah kebaikan untuk diri kita dan orang lain.

Getting Info...

Post a Comment

Cookie Consent
We serve cookies on this site to analyze traffic, remember your preferences, and optimize your experience.
Oops!
It seems there is something wrong with your internet connection. Please connect to the internet and start browsing again.
AdBlock Detected!
We have detected that you are using adblocking plugin in your browser.
The revenue we earn by the advertisements is used to manage this website, we request you to whitelist our website in your adblocking plugin.
Site is Blocked
Sorry! This site is not available in your country.