sejarah nabi |
Perpecahan Pada
Tentara Quraisy Dalam Menghadapi Pertempuran
Sementara
itu, di kalangan pasukan Quraisy, terjadi perselisihan, antara mereka yang
berniat mengurungkan peperangan, dengan mereka yang tepat bertekad untuk
melanjutkan peperangan. Namun atas kemauan keras Abu Jahal, akhirnya mereka
menetapkan untuk tetap mengadakan peperangan menghadapi pasukan Rasulullah Saw.
Kedua
Pasukan Saling Berhadapan
Pada
hari yang telah ditentukan, kedua pasukan yang telah siap berperang sudah
saling berhadapan satu sama lain.
Rasulullah
Saw segera menyiapkan pasukan perangnya, seraya berpesan kepada mereka agar
tidak memulai peperangan kecuali ada komando khusus darinya.
Adu
Tanding
Sebelum
memulai peperangan, pasukan Quraisy mengeluarkan tiga tentaranya untuk mengajak
adu tanding kepada pasukan muslimin. Mereka adalah Utbah dan saudaranya;
Syaibah bin Rabi’ah serta Walid bin ‘Utbah.
Menanggapi
hal tersebut, dari pasukan kaum muslimin, keluar tiga orang prajurit dari
kalangan Anshar. Namun dengan sombong mereka ditolak oleh ketiga prajurit
Quraisy tersebut. mereka meminta lawan yang sebanding dari suku mereka sendiri.
Akhirnya Rasulullah Saw memerintahkan Ubaidah bin Harits, Hamzah bin Abdul-
Muthalib serta Ali bin Abi Thalib untuk meladeni mereka.
Maka
Ubaidah yang saat itu masih sangat muda menghadapi ‘Utbah bin Rabi’ah, sementara
Hamzah menghadapi Syaibah dan Ali bin Thalib menghadapi Walid bin Utbah.
Hamzah
dan Ali tidak memerlukan waktu yang lama untuk mengalahkan dan membunuh
lawannya, sementara Ubaidah baru dapat mengalahkan lawannya setelah dibantu
oleh Hamzah dan Ali, sedangkan Ubaidah sendiri luka parah, dan kemudian
meninggal seusai perang Badar.
Serangan
Umum Dari Pihak Musuh
Setelah
perang tanding selesai, kaum musyrikin yang dipimpin para komandannya dengan
beringas langsung menyerbu pasukan kaum muslimin. Namun dengan kesabaran,
keteguhan dan mengharap pertolongan Allah Ta’ala, mereka bertahan menghadapi
serbuan kaum musyrikin.
Rasulullah
Saw yang menyaksikan pertempuran tersebut tak henti- hentinya berdoa dengan
sungguh- sungguh kepada Allah Ta’ala agar diberikan kemenangan dan pertolongan
hingga selendangnya jatuh dari pundaknya, bahkan beliau berdoa:
sejarah nabi |
“ Ya
Allah, jika pasukan ini kalah hari ini, maka Engkau tidak disembah, Ya Allah,
jika Engkau kehendaki, Engkau tidak disembah lagi hari ini”
Abu
Bakar mengembalikan selendang tersebut kepada Rasulullah Saw seraya berkata:
“
Cukuplah ya Rasulullah, engkau telah memohon dengan sangat kepada Rabbmu”.
Kemudian
Allah Ta’ala mewahyukan kepada malaikat-Nya:
sejarah nabi |
“
Sesungguhnya Aku bersama kamu, maka teguhkanlah (pendirian) orang- orang yang
telah beriman. Kelak akan Aku jatuhkan rasa ketakutan ke dalam hati orang-orang
kafir” (QS. Al-Anfal:12)
Kemudian
kepada Rasulullah Saw, Allah Ta’ala berfirman:
sejarah nabi |
“
Sesungguhnya Aku akan mendatangkan bala bantuan kepadamu dengan seribu malaikat
yang datang berturut- turut” (QS. Al-Anfal:9)
Maka
setelah itu, datanglah bantuan Allah Ta’ala
berupa para malaikat yang datang denga berbaris. Rasulullah saw yang
mengetahui hal tersebut sangat gembira dan segera memberitahu Abu Bakar yang
berada di sampingnya tentang hal tersebut.
Serangan
Balik dan Kekalahan Musuh
Setelah
beberapa lama pasukan kaum musyrikin menyerbu kaum muslimin terus bertahan
dengan kokoh dan tidak dapat dilumpuhkan, bahkan banyak pasukan kaum musyrikin
yang menemui ajalnya. Hal tersebut, tentu saja membuat mental kaum musyrikin
menjadi jatuh.
Pada
kondisi seperti itulah, Rasulullah saw memberikan komando untuk melakukan
serangan balik terhadap kaum musyrikin. Maka dengan semangat yang semakin
membara, pasukan kaum muslimin balik menyerbu kaum musyrikin yang sudah melemah
semangatnya.
Kekuatan
kaum muslimin semakin besar dengan bantuan para malaikat dalam barisan mereka,
sehingga banyak pasukan Quraisy yang tewas dan tidak diketahui siapa yang
membunuhnya.
Akhirnya
sedikit demi sedikit kekalahan kaum musyrikin semakin Nampak, peperangan sudah
mulai berakhir, pasukan kaum musyrikin banyak yang lari tunggang langgang
dikejar-kejar kaum muslimin.
Tinggal
Abu Jahal dan beberapa orang pasukannya yang melindunginya tetap bertahan
dengan kesombongannya. Namun serbuan pasukan kaum muslimin yang bertubi- tubi,
membuat mereka tumbang satu persatu, hingga akhirnya Abu Jahal terbunuh oleh
dua orang anak muda yang bernama Mu’az bin Amr bin Al Jamuh dan Mu’awwiz bin
Afra’.
Setelah
kematian Abu Jahal, peperangan Badr berakhir dengan kekalahan besar di pihak
kaum musyrikin. Di kalangan mereka terbunuh 70 orang, sebagian besar adalah
para panglima perang dan tokoh- otkoh Quraisy dan yang tertawan juga 70 orang.
Sedangkan di pihak kaum muslimin, ada 14 orang yang mati syahid.
Setelah
Peperangan
Penduduk
mekkah menerima berita kekalahan pasukan mereka dengan kesedihan mendalam.
Namun mereka dilarang meratapi sanak saudara mereka yang mati dalam perang
Badr, agar kaum muslimin tidak bergembira dengan keadaan tersebut.
Ada
kisah unik dalam hal ini. Ada orang tua dari mereka yang kehilangan tiga
anaknya, sudah berhari- hari ingin menumpahkan kesedihannya. Namun karena
dilarang meratap, hal tersebut dia tahan dalam dirinya. Hingga suatu hari
terdengar suara ratapan wanita. Maka orang tersebut memerintahkan anaknya untuk
menyelidiki, apakah kini sudah dibolehkan meratapi kematian. Ternyata setelah
diselidiki, wanita tersebut sedang meratapi ontanya yang hilang.
Setelah
peperangan, Rasulullah Saw masih menetap di Badr selama tiga hari, saat itu
sempat terjadi perbedaan di kalangan para sahabat tentang ghanimah perang.
Karena ada sebagian sahabat yang langsung berhadapan dengan musuh dan
mengumpulkan ghanimah, ada sebagian lagi yang menjaga Rasulullah Saw sehingga
tidak mendapatkan apa-apa. Akhirnya Rasulullah Saw meinta semua ghanimah
dikumpulkan.
Dalam
hal ini turunlah wahyu dari Allah Ta’ala:
sejarah nabi |
Kembali
ke Madinah Dengan Sambutan Meriah
Setelah
tiga hari, Rasulullah saw dan pasukannya begerak kembali ke Madinah dengan
membawa ghanimah dan tawanan perang. Di tengah perjalanan harta rampasan perang
yang sebelumnya beliau kumpulkan dibagi sama rata kepada pasukannya setelah
sebelumnya diambil seperlimanya.
Setiba
di Madinah, pasukan disambut meriah oleh kaum muslimin penduduk Madinah. Di
sisi lain hal tersebut menimbulkan ketakutan musuh- musuh islam di Madinah dan
sekitarnya. Maka banyak di antara penduduk Madinah yang masuk islam. termasuk
diantaranya Abdullah bin Ubay dan kawan- kawannya menyatakan masuk islam secara
lahir (munafik).
Sejumlah
tawanan perang Rasulullah Saw bagi kepada para sahabatnya dengan pesan agar
diperlakukan dengan baik.
Sumber
: Kitab Ar-Rahiqul-Makhtum