FASE KEDUA SEJARAH ISLAM MEMPERJUANGKAN DAKWAH (JAHRIYAH) Bab2 (Bag 5)

Unknown
sejarah islam
sejarah islam

Penindasan dan Penyiksaan

Beberapa bulan telah berlalu, namun upaya mereka belum membuahkan hasil, maka kaum kafir Quraisy kembali berkumpul untuk menentukan langkah berikutnya. Musyawarah yang dipimpin langsung oleh Abu Lahab itu akhirnya menyepakati cara kekerasan terhadap Rasulullah Saw beserta para sahabatnya.

Namun untuk melakukan kekerasan terhadap Rasulullah Saw, tidak semua orang kafir berani melakukannya, mengingat kedudukannya yang sangat dihormati di tengah masyarakat Arab Quraisy waktu itu, ditambah perlindungan yang diberikan pamannya, Abu Tholin; tokoh yang sangat disegani pula oleh masyarakatnya.

Hanya tokoh- tokoh mereka saja yang penuh kedengkian yang berani mengganggunya secra fisik, seperti Abu Lahab, Abu Jahal, Ubay bin Khalaf dan yang lainnya.

Berbagai tindakan menyakitkan diterima Rasulullah Saw dari Abu Lahab dan kawan- kawannya.

Pernah sekali waktu Rasulullah Saw shalat di hadapan Ka’bah, sementara di sisi lain tokoh- tokoh kafir Quraisy sedang berkumpul. Ketika beliau sedang sujud salah seorang di antara mereka mengambil isi perut onta yang baru disembelih kemudian dilemparkan ke atasnya, sehingga Rasulullah Saw tidak kuasa bangun dari sujud. Akhirnya datang Fatimah; anaknya, lalu dia angkat kotoran tersebut dari tubuh bapaknya Saw.

Adapun penyiksaan dan penindasan kepada selain Rasulullah Saw, khususnya kepada kaum lemah, lebih keras mereka lakukan.

Misalnya pamannya Utsman bin Affan ketika dia masuk islam, dirinya dilipat oleh tikar, lalu di buatkan asap dari bawah.

Mush’ab bin Umair, setelah masuk islam, dia diusir oleh ibunya dan tidak diberi makan, sehingga kehidupannya sangat sengsara. Padahal sebelumnya dia dikenal sebagai pemuda yang hidup mewah.

Ketika Bilal bin Rabah masuk islam, oleh tuannya; Umayyah bin Khalaf al-Jumahi, diikat dengan tali di lehernya lalu di perintahkan anak- anak untuk menariknya mengelilingi Ka’bah. Bahkan lebih kejam dari itu, di suatu hari di musim panas dia diseret keluar lalu di hempaskan ke tanah, kemudian sebongkah batu besar diletakkan di atas dadanya sambil berujar: “ Demi Tuhan, engkau akan terus seperti ini hingga mati atau engkau mengingkari Muhammad dan kembali beribadah kepada Latta dan Uzza”. Namun dalam kondisi seperti itu beliau hanya mengatakan “Ahad……Ahad….” hingga kemudian datang Abu Bakar dan menembusnya dengan sejumlah uang untuk dimerdekakan.

Ammar bin Yasir ra dan kedua orang tuanya masuk islam. Beliau adalah budak pada Bani Makhzum. Orang- orang musyrik yang dipimpin Abu Jahal menyeret mereka ke padang pasir dan membiarkan mereka tersiksa di tengah terik matahari yang menyengat. Rasulullah Saw sempat melewati mereka, beliau berpesan :

sejarah islam
sejarah islam

“Sabarlah wahai keluarga Yasir, janji untuk kalian adalah Syurga”.

Yasir, bapaknya Ammar, akhirnya meninggal karena tak kuasa menahan siksaan. Sedang ibunya; Sumayyah (Ummu Ammar) oleh Abu Jahal ditusuk kemaluannya dengan sebilah tombak hingga gugur dan dikenal sebagai wanita pertama yang syahid dalam islam, sedangkan Ammar sendiri terus disiksa semakin berat oleh mereka, seraya berkata:

“  Kami tidak akan bebaskan kamu sampai kamu mencaci Muhammad atau memuji Latta dan Uzza”.

Ammar tak kuasa menahan siksaan sehingga terucap darinya ujian terhadap tuhan- tuhan mereka karena terpaksa.

Akhirnya dia menghadap Rasulullah Saw sambil menangis dan meminta maaf. Kemudan Allah menurunkan ayat-Nya:

sejarah islam
sejarah islam

 “Barang siapa yang kafir kepada Allah sesudah dia beriman (dia mendapat kemurkaan Allah), kecuali orang yang dipaksa kafir padahal hatinya tetap tenang dalam beriman (dia tidak berdosa)”.
(QS.an- Nahl:106)

Begitu pula Khattab bin Art, Zunairah, dan sahabat- sahabat lainnya yang mendapat berbagai bentuk siksaan atas keimanan mereka.

Kesimpulannya, tidak ada seorangpun dari kaum lemah yang diketahui masuk islam kecuali mereka mengalami berbagai bentuk penyiksaan.

Darul Arqam

Di antara kebijakan yang Rasulullah Saw ambil untuk menghadapi berbagai penindasan tersebut, adalah mencegah para sahabat untuk mengumumkan keislamannya baik dalam bentuk ucapan maupun perbuatan. Merekapun diperintahkan untuk tidak berkumpul kecuali secara rahasia. Karena jika hal tersebut diketahui orang- orang musyrik, maka upaya beliau dalam membina dan mengajarkan al- Quran dan as- Sunnah kepada para sahabat akan terhalangi, bahkan mengakibatkan benturan fisik antara kedua belah pihak. Hal ini sangat membahayakan karena kekuatan kaum muslimin saat itu masih lemah.

Adapun Rasulullah Saw sendiri, terus melakukan dakwah dan ibadah secara terang- terangan di tengah orang- orang musyrik. Akan tetapi dengan para sahabatnya, beliau berkumpul secara rahasia di rumah Arqam al-Makhzumi di bukit Shafa yang selama ini tidak diperhatikan orang- orang musyrik.

Hijrah ke Habasyah (Ethiopia)

Tekanan yang dilakukan orang- orang kafir terhadap kaum muslimin pada pertengahan dan akhir tahun keempat kenabian masih bersifat ringa. Namun memasuki pertengahan tahun kelima, perlakuan mereka semakin keras. Hal ini mendorong kaum muslimin untuk mencari tempat lain yang aman untuk menjaga agama mereka.

Maka pada bulan Rajab tahun ke-5 kenabian, hijrahlan rombongan pertama dari kalangan para sahabat ke negeri Habasyah (Ethiopia). Mereka berjumlah 12 orang laki-laki dan 4 orang wanita dipimpin oleh Utsman bin Affan yang didampingi istrinya Ruqayyah binti Rasulullah Saw.

Hijrah yang mereka lakukan berlangsung dengan selamat meskipun orang- orang kafir sempat mengejar mereka hingga ke tepi pantai, namun mereka sudah lebih dahulu berlayat ke negeri Habasyah. Di negeri tersebut mereka hidup dengan aman dan mendapat perlindungan dari penguasa Habasyah.

Pada bulan syawal di tahun yang sama, mereka mendapat berita bahwa kaum Quraisy telah masuk islam. Akhirnya mereka segera pulang ke kampong halamannya. Namun ketika beberapa saat menjelang tiba di Mekkah, mereka baru tahu bahwa berita tersebut keliru. Akhirnya sebagian mereka kembali ke Habasyah dan sebagian lagi mencari perlindungan dari penduduk Mekkah.

Setelah itu, kekejaman kafir Quraisy terhadap kaum muslimin semakin menjadi- jadi. Rasulullah Saw kembali mengizinkan para sahabat hijrah ke Habasyah untuk kedua kalinya. Maka berangkatlah rombongan kedua yang berjumlah 83 orang laki- laki dan 19 perempuan menuju Habasyah.

Tipu Daya Quraisy Terhadap Muhajirin Habasyah

Orang- orang kafir Quraisy sangat gusar ketika mengetahui bahwa kaum muslimin mendapatkan perlindungan yang aman di negeri Habasyah. Maka mereka mengutus dua orang yang cerdas dan gigih; ‘Amr bin Ash dan Abdullah bin Rabi’ah (sebelum mereka masuk islam). Dengan membawa aneka hadiah berharga.

Mereka berupaya membujuk raja Najasyi untuk memulangkan kaum muslimin ke suku Quraisy. Namun berkat kebijakan raja Najasyi dan kepiawaian para sahabat yang diwakili oleh ja’far bin Abu Thalib sebagai juru bicara mereka dalam menerangkan hakikat islam, akhirnya  upaya orang- orang musyrik tersebut gagal total.

Upaya Quraisy Menghentikan Dakwah Rasulullah Saw Lewat Pamannya Abu Thalib

Berbagai cara telah diupayakan oleh kafir Quraisy untuk menghentikan dakwah Rasulullah Saw, namun tidak ada yang berhasil.

Berikutnya mereka menggunakan cara lewat pamannya lagi Abu Thalib berupa ancaman untuk memerangi Rasulullah Saw.

Karena ancaman tersebut dianggap serius, Abu Thalib segera mengutarakannya kepada Rasulullah Saw. Melihat gejala pamannya mulai lemah dan tak kuat menanggung beban, maka dengan tegas Rasulullah Saw mengatakan:

“ Wahai pamanku, demi Allah, seandainya mereka letakkan matahari di tangan kananku, dan bulan di tangan kiriku untuk aku meninggalkan perkara (dakwah) ini sampai Allah menenangkannya atau aku hancur bersamanya niscaya aku tidak akan meninggalkannya”.

Mendengar jawaban tegas seperti itu, Abu Thalib kembali bersemangat melindungi keponakannya, diapun berkata:

“ Pergilah wahai keponakanku, dan sampaikanlah apa yang kamu sukai, demi Allah aku tidak akan menyerahkanmu kepada siapapun selama-lamanya”

Di lain waktu mereka kembali mendatangi Abu Thalib untuk menawarkan cara lain. Mereka datang dengan membawa seorang pemuda gagah dan tampan untuk diserahkan kepada Abu Thalib, dan sebagai gantinya dia harus menyerahkan Rasulullah Saw kepada meraka untuk mereka bunuh. Tentu saja tawaran yang aneh tersebut ditolak mentah- mentah oleh Abu Thalib.

Ide Membunuh Rasulullah Saw

Setelah berbagai kegagalan dialami oleh kaum kafir Quraisy. Akhirnya sampailah mereka pada keputusan untuk membunuh Rasulullah Saw. Disebutkan dalam beberapa riwayat beberapa upaya dari tokoh- tokoh kafir Quraisy untuk membunuh Rasulullah saw.

Namun upaya- upaya merekapun menemukan kegagalan pula karena Allah Ta’ala selalu melindungi hamba yang paling dikasihi-Nya tersebut.

Di antara riwayat yang dikenal dalam hal ini adalah upaya Abu Jahal yang hendak melemparkan batu jika Rasulullah saw sedang sujud dalam shalatnya.

Pada hari yang telah ditentukan, sebagaimana biasa Rasulullah Saw datang ke Ka’bah untuk shalat. Kemudian sebagaimana rencana semula, Abu Jahal mengambil sebongkah batu lalu menghampiri Rasulullah Saw untuk menimpakan batu tersebut ke atas kepalanya. Namun tak beberapa lama kemudian dia sudah kembali menemui kawan- kawannya dalam keadaan pucat pasi.

“ Ada apa wahai Abulhakam (Abu Jahal)?”, tanya teman- temannya keheranan.


“ Ketika aku akan melakukan rencanaku dan hampir mendekatinya, ternyata ada seekor onta yang sangat besar. Belum pernah aku melihat onta sebesar dan seganas itu, hampir- hampir dia menerkamku”. Jawab Abu Jahal.




Sumber : Kitab Ar-Rahiqul-Makhtum

Getting Info...

Post a Comment

Cookie Consent
We serve cookies on this site to analyze traffic, remember your preferences, and optimize your experience.
Oops!
It seems there is something wrong with your internet connection. Please connect to the internet and start browsing again.
AdBlock Detected!
We have detected that you are using adblocking plugin in your browser.
The revenue we earn by the advertisements is used to manage this website, we request you to whitelist our website in your adblocking plugin.
Site is Blocked
Sorry! This site is not available in your country.