kisah rasulullah |
(Ramadhan,
2 Hijriah)
Perang
Pertama Yang Sangat Menentukan
Sebab-
Sebab Peperangan
Rasulullah
Saw memerintahkan Thalhah bin Ubaidilah dan Sa’id bin Zaid menuju ke arah utara
untuk bertugas pengintaian. Setelah mereka tiba di sebuah tempat di Haura’ dan
menetap beberapa lama di sana, akhirnya mereka mendapatkan informasi akurat
bahwa khalifah dagang Abu Sufyan yang membawa hasil dagangan sangat banyak
sedang dalam perjalanan pulang dari negeri Syam menuju Mekkah. Mereka segera
kembali ke Madinah dan menginformasikan berita tersebut kepada Rasulullah Saw.
Bagi
Rasulullah Saw, hal ini merupakan kesempatan emas untuk member pelajaran kepada
kaum Quraisy, baik secara militer, politik maupun ekonomi.
Beliau
segera mengumumkan kepada kepada para sahabat, bagi siapa yang bersedia,
hendaknya bersiap- siap menghadang kafilah dagan Quraisy. Rasulullah Saw tidak
mewajibkan hal tesebut dan menyerahkan keputusannya kepada para sahabat. Karena
itu, tidak semua sahabat saat itu menyambut seruan beliau Saw, mereka mengira
hal tersebut sama seperti pengiriman pasukan sebelumnya yang hanya memerlukan
kekuatan kecul dan tidak mengira akan terjadi peperangan besar.
Akhirnya
sahabat yang menyatakan kesediaannya berjumlah 314 orang saja. Itupun mereka
tidak mempersiapkannnya secara maksimal sebagaimana halnya menghadapi sebuah peperangan. Pasukan
pengunggang kuda hanya 2 orang, sedang onta yang tersedia berjumlah 70, dinaiki
secara bergantian oleh 2 atau 3 orang. Kemudian berangkatlah mereka menuju
Badar.
Sementara
itu, Abu Sufyan dengan kecerdikannya yang mengepalai kafilah dagangnya sudah
memperkirakan akan terjadinya sesuatu, karena itu, kehati- hatiannya selalu
dijaga. Setelah bertanya ke sana ke mari, akhirnya dia dapat memastikan bahwa
Rasulullah Saw dan para sahabatnya akan
menyergapnya. Seketika itu juga, dia sewa Dhomdhom bin Amr al-Ghifani untuk
segera ke Mekkah meminta bantuan.
Setibanya
di Mekkah, Dhomdhom berteriak dengan keras meminta kaum Quraisy untuk membela
Abu Sufyan yang terancam serangan Rasulullah Saw dan para sahabatnya.
Persiapan
Pasukan Musyrikin.
Penduduk
Mekkah segera bersiap- siap mengirim pasukannya untuk menyelamatkan kafilah
dagang Abu sufyan. Akhirnya terkumpul tentara dengan persenjataan lengkap
berjumlah 1300 orang, 100 kuda, 600 baju besi dan sekian banyak onta yang tidak
diketahui pasti jumlahnya. Panglima perang dipegang oleh Abi Jahal bin Hisyam.
Lalu
berangkatlah mereka menuju kota Madinah. Namun di tengah perjalanan, mereka
kembali menerima surat dari Abu Sufyan, bahwa kafilahnya berhasil menghindar
dari sergapan Rasulullah Saw, karenannya dia meminta mereka kembali ke Mekkah.
Dengan
kesombongannya, Abu Jahal menolak kembali ke Mekkah. Dia justru bersikeras
membawa pasukannya ke Badar. Namun sebagian pasukannya yang berjumlah 300 orang
ada yang kembali ke Mekkah dan tidak ikut dalam peperangan Badr.
Kini
tentara Kafir Quraisy tinggal berjumlah 1000 orang.
Tentara
Kaum Muslimin Dalam Kebimbangan
Setelah
mengetahui kedatangan pasukan Kafir Quraisy, dan mereka semakin dekat ke Badr,
sementara kafilah Abu Sufyan telah menghindar semakin jauh tak terkejar,
tentara kaum muslimin berada dalam kebimbangan. Akankah mereka harus menghadapi
pasukan Abu Jahal yang jumlahnya jauh lebih besar dengan persenjataan lengkap,
sementara mereka berjumlah sangat sedikit dengan persenjataan apa adanya?
Majelis
Musyawarah dan Hasil Keputusan
Menghadapi
kondisi yang kritis tersebut, Rasulullah Saw mengajak para sahabatnya
bermusyawarah. Sebgaian pasukan ada yang khawatir menghadapi pertempuran berdarah
tersebut, sebgaimana Allah kisahnya dalam ayat-Nya:
kisah rasulullah |
“
Sebagaimana Tuhanmu menyuruhmu pergi dari rumahmu dengan kebenaran, padahal
sesungguhnya sebagian dari orang- orang yang beriman itu tidak menyukainya. Mereka
membantahmu tentang kebenaran sesudah nyata (mereka pasti menang), seolah- olah
mereka dihalau kepada kematian, sedang mereka melihat (sebab- sebab kematian
itu)”. ( QS.al- Anfal:5)
Setelah
bermusyawarah, akhirnya mereka sepakat menghadapi pasukan kafir Quraisy dan
siap menanggung berbagai kemungkinan yang terjadi. Maka merekapun akhirnya
melanjutkan perjalanannya untuk menghadapi pasukan musyrikin.
Sumber
: Kitab Ar-Rahiqul-Makhtum