FASE KEDUA SEJARAH ISLAM DAKWAH SECARA JAHRIYAH Bab1 (Bag 5)

Unknown
sejarah islam
sejarah islam

Mendakwahkan Keluarga Terdekat

Dakwah secara Jahriyah disebut juga terang-terangan. Yang berarti dakwah yang dilakukan secara terang-terangan.

Fase ini ditandai wahyu Allah Ta’ala yang berisi perintah untuk memperingatkan kalangan keluarga beliau, sebagaimana firman Allah Ta’ala:

sejarah islam
sejarah islam
“ Dan berilah peringatan kepada kerabat- kerabatmu yang terdekat”
(QS. Asy-Syu’ara: 214)

Setelah turun ayat tersebut, yang pertama Rasulullah Saw lakukan adalah mengumpulkan sanak saudaranya dari kalangan Bani Hasyim. Maka berkumpullah sekitar empat puluh lima orang dari sukunya.

Rasulullah Saw segera menyampaikan misinya:

“ Segala puji hanya milik Allah, aku memuji-Nya, Mohon pertolongan-Nya, beriman dan bertawakkal kepada-Nya, Tiada tuhan yang disembah kecuali Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Sesungguhnya aku adalah utusan Allah yang diutus untuk kalian secara khusus, dan kepada seluruh umat manusia secara umum. Demi Allah, kalian akan mati sebagaimana kalian tidur, dan kalian akan bangkitkan sebagaimana kalian bangun dari tidur, dan perbuatan kalian aku diperhitungakan. Di sana ada syurga (dengan kenikmatan) abadi, atau neraka (dengan siksaan) abadi”.

Lalu Abu Thalib berkata”

“ Kami senang menolongmu, kami juga selalu menerima nasihatmu dan sangat membenarkan ucapan-ucapanmu. Mereka anak cucu nenek moyangmu kini berkumpul, dan aku salah seorang diantara mereka dan orang yang paling cepat memenuhi keinginanmu, teruskanlah apa yang diperintahkan kepadamu. Demi Allah, saya akan selalu melindungimu dan mencegah orang yang akan berbuat jahat kepadamu. Cuma saja, saya belum siap meninggalkan agama Abdul-Mutthalib”.

Sedangkan Abu Lahab berkata:

“Demi Allah, aku tetap akan melindunginya”, tegas Abu Thalib

Dari sini, Rasulullah Saw mengetahui pembelaan Abu Thalib kepadanya, meskipun dia sendiri tidak bersedia memeluk agama islam.

Maka setelah itu, Rasulullah Sae mendaki bukit Shafa, kemudian beliau berseru: “ Wahai Bani Fihr, Wahai Bani Adi’ !”.

Tak lama kemudian mereka berkumpul. Bahkan seseorang yang berhalangan hadir, mengutus utusannya untuk mencari tahu apa yang terjadi.

Datang pula Abu Lahab dan Quraisy. Maka bersabdalah Rasulullah Saw:

“ Bagaimana pendapat kalian seandainya aku beritahukan bahwa ada sekelompok pasukan berkuda dibalik gunung ini akan menyerang kalian, apakah kalian akan membenarkan ucapanku?”.

“ Tentu, kami mengenalmu orang yang paling jujur di antara kami”. Jawab mereka.

Maka Rasulullah Saw bersabda: “sesungguhnya aku adalah pemberi peringatan untuk kalian, sebelum datang azab yang sangat pedih”.

“Celakalah engkau selama- lamanya, untuk inikah engkau mengumpulkan kami?”. Hardik Abu Lahab.

Maka turunlah ayat:

sejarah islam
sejarah islam

“Binasalah kedua tangan Abu Lahab”
(QS. Al-Lahab:1)

Mempertegas Dakwah dan Reaksi Kaum Musyirikin.

Di saat seruan Rasulullah Saw terhadap kerabatnya menjadi bahan pembicaraan, turunlah wahyu Allah Ta’ala untuk mempertegas misi dakwah Rasulullah Saw kepada seluruh masyarakat, ayat tersebut adalah:

sejarah islam
sejarah islam
“ Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik”
(QS. Al-Hijr:94)

Maka Rasulullah Saw semakin mempertegas misi dakwahnya kepada seluruh masyarakat Mekkah waktu itu. Beliau sampaikan segala borok kesyirikan, hakikat berhala- berhala yang disembah dan nilainya yang rendah. Beliau jelaskan bahwa siapa yang menyembahnya sebagai perantara antara dirinya dengan Allah Ta’ala adalah kesesatan yang nyata.

Mendengar hal tersebut, meledaklah kemarahan masyarakat Arab. Seruan tauhid yang dibawa Rasulullah Saw, dan pernyataan sesat atas apa yang selama ini mereka perbuat terhadap berhala- berhala mereka, jelas membuat mereka terperangah penuh penolakan. Tak ubahnya bagai kilat yang menyambar, kemudian melahirkan Guntur dan getaran hebat di tengah-tengah mereka.

Sikap mereka tersebut menunjukkan bahwa mereka memahami apa yang ada di balik misi keimanan yang dibawa Rasulullah Saw yaitu menggugurkan semua bentuk penuhanan dan penyembuhan yang selama ini telah mereka percaya.

Keimanan kepada Rasul dan hari akhir, berarti ketundukan mereka secara mutlak terhadap ketetapan dan ajaran yang dibawa oleh Rasulullah Saw, tidak ada pilihan lain di hadapan mereka. Itu berarti pupusnya kekuasaan dan kesombongan yang selama itu mereka nikmati. Hilang juga kesempatan untuk melakukan berbagai bentuk kerendahan moral dan kezaliman yang selama ini dengan bebas mereka lakukan.

Utusan Quraisy Menghadap Abu Thalib

Sedemikian besar kemarahan masyarakat Quraisy terhadap misi dakwah Rasulullah Saw, namun mereka tetap kebingungan mengatasinya. Sebab yang mereka hadapi adalah Rasulullah Saw yang terkenal dengan akhlak mulia yang belum pernah mereka dapati orang semacam beliau dalam sejarah nenek moyang mereka.

Akhirnya mereka menempuh cara membujuk pamannya; Abu Thalib, untuk mencegah dakwah Rasulullah Saw. Mengingat kedudukannya dalam diri beliau Saw.

Namun Abu Thalib menolak permintaan mereka, sehingga Rasulullah Saw tetap dapat meneruskan dakwahnya.

Musyawarah untuk Mencegah Jamaah Haji Mendengar Dakwah Rasulullah Saw.

Gagal membujuk Abu Thalib untuk mencegah dakwah Rasulullah Saw, orang- orang Quraisy semakin kebingungan. Apalagi beberapa bulan kemudian akan datang musim haji, di mana orang- orang Arab dari berbagai penjuru berdatangan. Mereka berpendapat bahwa Rasulullah Saw harus diberikan citra negatif agar tidak dapat menyampaikan misi dakwahnya di kalangan jamaah haji.

Untuk merealisasikan hal tersebut merekapun berkumpul di rumah Walid bin Mughirah untuk bermusyawarah.

Mulanya mereka mengusulkan agar Rasulullah Saw dijuluki sebagai dukun saja, tetapi hal tersebut ditolak oleh Walid karena menurutnya tidak ada tanda-tanda dukun pada diri Rasulullah Saw. Kemudia mereka mengusulkan tuduhan ‘gila, penyair atau penyihir. Namun semua itu ditolak karena tidak ada yang sesuai dengan pribadi Rasulullah Saw dan apa yang beliau sampaikan.

Setelah berembuk sekian lama, akhirnya mereka sepakat untuk menjuluki Rasulullah Saw sebagai tukang sihir. Pada awalnya julukan tersebut tidak disetujui oleh Walid, namun karena tidak ada pilihan lain, maka julukan itulah yang akhirnya disepakati. Paling tidak menurut mereka karena apa yang Rasulullah Saw lakukan telah membuat anak berpisah dari orang tuanya, saudara berpisah dari saudara dan keluarganya, suami berpisah dengan istrinya.

Setelah mengambil keputusan tersebut, maka ketika musim haji tiba kaum musyrikin Arab dengan segera berjaga- jaga di setiap jalan yang menjadi pintu masuk ke Mekkah dengan tujuan memperingatkan setiap orang yang datang agat tidak mendengatkan dakwah Rasulullah Saw.

Berbagai Upaya Menghentikan Dakwah

Selain apa yang telah disebutkan di atas, masih terdapat berbagai upaya yang mereka lakukan untuk menghentikan dakwah Rasulullah Saw, di antaranya:

Ejekan dan hinaan serta berbagai macam tuduhan.

Hal tersebut Allah kisahkan dalam Al-Quran:

sejarah islam
sejarah islam

“ Mereka berkata: Hai orang yang diturunkan al-Quran kepadanya , sesungguhnya kamu benar- benar orang yang gila”
(QS. Al-Hijr:6)

Jika Rasulullah Saw sedang duduk dikelilingi oleh sahabat- sahabatnya yang miskin mereka mengejeknya:

“Orang-orang semacam inikah di antara kita yang diberi anugerah oleh Allah kepada mereka?”
 (QS. Al-An’am:53)

Mereka sering menertawakan kaum muslimin, saling mengedipkan mata penuh ejekan jika kaum muslimin berlalu di hadapan mereka, dan menuduh mereka sebagai orang- orang sesat (QS. Al- Muthoffifin:29-33).

Menyebarkan isu negatif dan berbagai bentuk syuhhat terhadap ajaran yang di bawa Rasulullah Saw

Mereka mengatakan bahwa Al-Quran adalah kebohongan dan dongengan orang-orang dahulu (QS.al-Furqon:4-5),

Penawaran

Di antara penawaran yang mereka ajukan kepada Rasulullah Saw adalah berupa ibadah secara bergantian, yaitu dalam satu tahun Rasulullah Saw beribadah kepada tahun mereka, lalu di tahun berikutnya mereka beribadah kepada tuhan beliau. Tawaran yang sangat lucu tersebut langsung ditolak oleh Allah Ta’ala dengan menurunkan surat al-Kafirun:

Katakanlah: “Hai orang-orang kafir,
Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah,
Dan kamu bukan penyembah tuhan yang aku sembah.
Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah.
Dan kamu tidak (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah.
Untukmulah agamamu, dan untukkulah agamaku.
(QS. Al-Kafiruun:1-6)



Sumber : Kitab Ar-Rahiqul-Makhtum

Getting Info...

Post a Comment

Cookie Consent
We serve cookies on this site to analyze traffic, remember your preferences, and optimize your experience.
Oops!
It seems there is something wrong with your internet connection. Please connect to the internet and start browsing again.
AdBlock Detected!
We have detected that you are using adblocking plugin in your browser.
The revenue we earn by the advertisements is used to manage this website, we request you to whitelist our website in your adblocking plugin.
Site is Blocked
Sorry! This site is not available in your country.