PENYEBAR AJARAN ISLAM DI TANAH JAWA SEMBILAN WALI ( Walisongo )

Unknown
sembilan wali yang berhasil menyebarkan ajaran islam tanpa menghancurkan kebudayaan daerah

Walisongo adalah nama suatu dewan dakwah atau dewan mubaligh. Apabila salah seorang dari dewan tersebut pergi atau meninggal dunia maka akan segera diganti oleh wali lainnya.

Seperti tersebut dalam Kitab Kanzul Ulul Ibnu Bathuthah yang penulisnya dilanjutkan oleh Syekh Maulana Al Maghrobi, Walisongo melakukan sidang tiga kali yaitu:

Tahun 1404 M adalah sembilan wali

Tahun 1436 M masuk tiga wali mengganti yang wafat. Tahun 1436 M masuk empat wali mengganti yang wafat dan pergi.

Menurut KH. Dachlan Abd. Qohar, pada tahun 1466 M, Walisongo melakukan sidang lagi membahas berbagai hal. Diantaranya adalah perkara Syekh Siti Jenar, meninggalnya dua orang wali yaitu Maulana Muhamad Al Maghrobi dan Maulana Ahmad Jumadil Kubro serta masuknya dua orang wali menjadi anggota Walisongo.

penyebar agama islam yang terorganisir


Walisongo Periode Pertama


Pada waktu Sultan Muhamad I memerintah kerajaan Turki, beliau menanyakan perkembangan agama islam kepada para pedagang dari Gujarat (India). Dari mereka Sultan mendapat kabar berita bahwa di Pulau Jawa ada dua kerajaan Hindu yaitu Majapahit dan Pajajaran. Di antara rakyatnya ada yang beragama islam tapi hanya terbatas pada keluarga pedagan Gujarat yang kawin dengan para penduduk pribumi yaitu di kota- kota pelabuhan.

Sang Sultan kemudian mengirim surat kepada para pembesar Islam di Afrika Utara dan Timur Tengah. Isinya meminta para- para ulama' yang mempunyai karomah untuk dikirim kepulau jawa. Maka terkumpullah sembilan ulama berilmu tinggi serta mempunyai karomah.

Pada tahun 808 Hijriah atau 1404 Masehi para ulama itu berangkat ke Pulau Jawa. Mereka adalah:

  • Maulana Malik Ibrahim, berasal dari Turki ahli Mengatur negara. Berdakwah di jawa bagian Timur. Wafat di Gresik pada tahun 1419 M. Makamnya terletak satu kilo meter dari sebelah utara Pabrik Semen Gresik.
  • Maulana Ishak, berasal dari Samarqand (dekat Buhara- Rusia selatan). Beliau ahli pengobatan. Setelah tugasnya di jawa selesai Maulana Ishak pindah ke Pasai dan wafat di sana.
  • Maulana Ahmad Jumadil Kubro,  berasal dari Mesir. Beliau dakwah keliling. Makamnya di Troloyo Trowulan, Mojokerto Jawa Timur.
  • Maulana Muhammad Al Mahrobi, berasal dari Maghrib (Maroko), beliau berdakwah keliling. Wafat tahun 1465 M. Makamnya di Jatinom Klaten, Jawa Tengah.
  • Maulana Malik Isroil, berasal dari Turki, ahli mengatur negara. Wafat tahun 1435 M. Makamnya di Gunung Santri.
  • Maulana Muhamad Ali Akbar, berasal dari Persia (Iran). Ahli pengobatan. Wafat tahun 1435 M, Makamnya di Gunung Santri.
  • Maulana Hasanuddin, berasal dari Palestina. Berdakwah keliling. Wafat tahun 1462 M. makamnya disamping masjid Banten Lama.
  • Maulana Alayuddin, berasal dari Palestina, Berdakwah keliling. Wafat pada tahun 1462 M, Makamnya disamping masjid Banten Lama.
  • Syekh Subakir, berasal dari Persia, ahli menumbali tanah angker yang dihuni jin- jin jahat tukang menyesatkan manusia. Dengan adanya tumbal itu jin- jin tadi akan menyingkir dan tanah yang ditumbali dijadikan pesantren. Setelah banyak tempat yang ditumbali maka Syekh Subakir kembali ke Persia pada tahun 1462 M dan wafat disana. Salah seorang pengikut atau sahabat Syekh Subakir meninggal dunia ketika beristirahat di daerah Blitar. Hingga sekarang makam pengikut Syekh Subakir tersebut ada di sebelah utara Pemandian Blitar, Jawa Timur. Disana ada peninggalan Syekh Subakir berupa sajadah yang terbuat dari batu kuno.
sembilan wali penyebar agama islam yang paling berpengaruh


Walisongo Periode Kedua


Pada periode kedua in masuklah tiga orang wali menggantikan tiga wali yang wafat. ketiganya adalaha:

  • Raden Ahmad Ali Rahmatullah, datang ke jawa pada tahun 1421, menggantikan Malik Ibrahim yang wafat pada tahun 1419. Raden Ahmat berasal dari Cempa Muangthai Selatan.
  • Sayyid Ja'far Shodiq berasalah dari Palestina, datang di jawa tahun 1436, menggantikan Malik Isro'fil yang wafat pada tahun 1435 M. Beliau tinggal di Kudus sehingga dikenal dengan nama Sunan Kudus.
  • Syarif Hidayatullah, bersala dari Palestina. Datang di jawa pada tahun 1436 M. Menggantikan Maulana Ali Akbar yang wafat pada tahun 1435. Sidang Walisongo yang kedua ini diadakan di Ampel Surabaya.
Para wali kemudian membagi tugas. Sunan Ampel, Maulana Ishaq dan Maulana Jumadil Kubro bertugas di Jawa Timur. Sunan Kudus, Syekh Subakir dan Maulana Al- Maghrobi bertugas di Jawa Tengah. Syarif Hidayatullah, Maulana Hasanuddin dan Maulana Aliyuddin di Jawa Barat. Dengan adanya pembagian tugas ini maka masing- masing wali telah mempunyai wilayah dakwah sendiri- sendiri, mereka bertugas sesuai keahlian masing- masing.

Walisongo Periode Ketiga

Pada tahun 1463 M. Masuklah empat wali menjadi anggota Walisongo yaitu:

  • Raden Paku atau Syekh Maulana Ainul Yaqin kelahiran Blambangan Jawa Timur. Putra dari Syekh Maulana Ishak dengan putri kerajaan Blambangan bernama Dewi Sekardadu atau Dewi Kasiyan. Raden Paku ini menggantikan kedudukan ayahnya yang telah pindah ke Negeri Pasai. Karena Raden Paku tinggal di Giri maka beliau lebih terkenal dengan sebutan Sunan Giri. Makamnya terletak di Gresik Jawa Timur.
  • Raden Said atau Sunan Kalijaga, kelahiran Tuban Jawa Timur. Beliau adalah putra Adipati Wilatikta yang berkedudukan di Tuban. Sunan Kalijaga menggantikan Syekh Subakir yang kembali ke Persia.
  • Raden Makdum Ibrahim atau Sunan Bonang, lahir di Ampel Surabaya. Beliau adalah putra Sunan Ampel, Sunan Bonang menggantikan kedudukan Maulana Hasanuddin yang wafat pada tahun 1462. Sidang Walisongo yang ketiga ini juga berlangsung di Ampel Surabaya.
Walisongo Periode Keempat

Pada tahun 1466 diangkat dua wali menggantikan dua yang telah wafat yaitu Maulana Ahmad Jumadil Kubro dan Maulana Muhammad Maghrobi. Dua wali yang menggantikannya ialah:

  • Raden Hasan atau Raden Fattah (Raden patah) adalah murid sunan Ampel, beliau adalah putra Raja Brawijaya Majapahit. Beliau diangkat sebagai Adipati Bintoro pada tahun 1462 M. Kemudian membangun Masjid Demak pada tahun 1465 dan dinobatkan sebagai  Raja atau Sultan Demak pada tahun 1468.
  • Fathullah Khan, putra Sunan Gunung jati, beliau dipilih sebagai anggota Walisongo menggantikan ayahnya yang telah berusia lanjut.
Walisongo Periode Kelima

Dapat disimpulkan bahwa dalam periode ini masuk Sunan Muria atau Raden Umar Said putra Sunan Kalijaga menggantikan wali yang wafat.

Konon Syekh Siti Jenar atau Syekh Lemah Abang itu adalah salah seorang anggota Walisongo, namun karena Siti Jenar di kemudian hari mengajarkan ajaran yang menimbulkan keresahan umat dan mengabaikan syariat agama maka Siti Jenar dihukum mati. Selanjutnya kedudukan Siti Jenar digantikan oleh Sunan Bayat bekas Adipati Semarang (Ki Pandanarang) yang berobat dan menjadi murid Sunan Kalijaga.

Getting Info...

Post a Comment

Cookie Consent
We serve cookies on this site to analyze traffic, remember your preferences, and optimize your experience.
Oops!
It seems there is something wrong with your internet connection. Please connect to the internet and start browsing again.
AdBlock Detected!
We have detected that you are using adblocking plugin in your browser.
The revenue we earn by the advertisements is used to manage this website, we request you to whitelist our website in your adblocking plugin.
Site is Blocked
Sorry! This site is not available in your country.