SEJARAH NABI MUHAMMAD SAW DALAM PERANG UHUD BAB 1 (Bag 18)

Unknown
sejarah nabi muhammad saw
sejarah nabi muhammad saw

Setahun sudah kaum musyrikin Mekkah mempersiapkan segala sesuatu untuk menuntut dendam kesumat mereka terhadap kaum muslimin di Madinah. Mereka menggalang kekuatan besar- besaran dan membuka pintu selebar- lebarnya bagi siapa saja yang ingin menyumbang dalam upaya tersebut. Mereka menyambutnya dengan penuh antusias, sehingga terkumpul seribu onta dan uang sebanyak lima puluh ribu dinar.

Dalam pada itulah Allah turunkan ayat-Nya:


sejarah nabi muhammad saw
sejarah nabi muhammad saw
“ Sesungguhnya orang- orang yang kafir itu, menafkahkan harta mereka untuk menghalangi (orang) dari jalan Allah. Mereka akan menafkahkan harta itu, kemudian menjadi sesalan bagi mereka dan mereka akan dikalahkan” (QS. Al-Anfal :36)

Setelah segala persiapan telah final, kaum musyrikin berhasil mengumpulkan 3000 pasukan dari suku Quraisy dan sekutu- sekutunya. Bahkan mereka juga menyertakan pula kaum wanita sebanyak 15 orang agar pasukannya berperang sampai mati demi menjaga martabatnya. Sementara itu hewan tunggangan yang tersedia berjumlah 3000 onta dan 200 kuda ditambah 700 baju besi.

Komando umum di pegang oleh Sufyan bin Harb, komandan pengunggang kuda dipegang oleh Khalid bin Walid yang dibantu oleh Ikrimah bin Abu Jahal. Sedang bendera dipegang ileh Bani Abduddar.

Pasukan Quraisy mulai bergerak menuju Madinah.

Sementara itu, di Madinah, Rasulullah Saw menerima berita rinci tentang keadaan pasukan Quraisy dari pamannya; Abbas yang mengirim utusannya ke Madinah. Penduduk Madinah diperintahkan bersiaga penuh. Kaum laki- lakinya selalu menyandang senjata walaupun mereka sedang shalat.
Pasukan Quraisy semakin mendekati kota Madinah, hingga akhirnya mereka singgah disebuah tempat dekat Jabal Uhud.

Di Madinah Rasulullah Saw berembuk dengan para sahabatnya tentang bagaimana cara menangkis serbuan Kafir Quraisy tersebut.

Majelis Musyawarah

Menghadapi kondisi yang genting tersebut, Rasulullah Saw mengajak para sahabat terpilih untuk bermusyawarah.

Pada awalnya Rasulullah Saw menawarkan agar kaum muslimin bertahan di Madinah, dengan tujuan jika kaum musyrikin masuk menyerbu, langsung dihalau oleh kaum muslimin dari balik- balik lorong dan kaum wanita dari atas rumah. Pendapat ini langsung disetujui oleh Abdullah bin Ubay bin Salul sebagai gembong munafiq yang saat itu hadir sebagai tokoh dari kaum Khazraj, namun persetujuannya bukan karena strategi perang, tapi lebih karena keinginannya untuk tidak ikut dalam peperangan dan tidak diketahui oleh kaum muslimin.

Akan tetapi sejumlah sahabat mengusulkan agar kaum muslimin keluar kota Madinah menghadapi pasukan kafir Quraisy, sekaligus untuk membuktikan bahwa mereka bukan kaum pengecut.

Rasulullah Saw akhirnya menerima usulan tersebut dan segera menyerukan kaum muslimin untuk bersiap- siap menghadapi pertempuran. Sebagai tanda kesiapannya, beliau Rasulullah Saw mengenakan baju besi dan melengkapinya dengan senjata.

Para sahabat yang tadinya setengah memaksa Rasulullah Saw keluar kota Madinah agak sungkan dan merasa menyesal atas desakan mereka. Namun dengan tegas Rasulullah Saw menjawab:

“ Pantang bagi seorang Nabi yang telah mengenakan baju perang, menganggalkannya kembali hingga ketentuan Allah ditetapkan antara dia dengan musuhnya”

Pasukan kaum muslimin terdiri dari 1000 orang, 100 orang di antarannya mengenakan baju perang, dan 500 pasukan berkuda.

Abdullah bin Umi Maktum diperintahkan menjaga kota Madinah sekaligus memimpin shalat orang- orang yang masih tinggal di Madinah.

Pembelotan Abdullah bin Ubay dan Konco- Konconya

Di tengah perjalanan ketika musuh sudah  dekat dan mereka dapat saling memandang, Abdullah bin Ubay melakukan pembelotan. Dia bersama 300 orang pasukan membelot mundur dari pertempuran dengan alasan bahwa peperangan berarti membunuh diri sendiri, diapun mengungkit- ngungkit sikap Rasulullah Saw yang menuruti pendapat selain dirinya.

Sebenarnya yang diinginkan oleh orang- orang munafiq tersebut adalah terjadinya kekacauan dan kebimbangan di kalangan pasukan kaum muslimin. Dan hampir saja ini terjadi, namun Allah Ta’ala segera meneguhkan hati mereka untuk melanjutkan pertempuran.

sejarah nabi muhammad saw
sejarah nabi muhammad saw

“ Ketika dua golongan dari padamu ingin (mundur) karena takut, padahal Allah adalah penolong bagi kedua golongan itu. Karena itu hendaklah hanya kepada Allah saja orang- orang mu’min bertawakkal” (QS. Ali Imran: 122)

Sedangkan terhadap orang- orang munafiq Allah Ta’ala berfirman:

sejarah nabi muhammad saw
sejarah nabi muhammad saw
“ Dan supaya Allah mengetahui siapa orang- orang munafiq. Kepada mereka dikatakan: “Marilah berperang di jalan Allah atau pertahankanlah (dirimu)”. Mereka berkata: “Sekiranya kamu mengetahui akan terjadi peperangan, tentulah kami mengikuti kamu”. Mereka pada hari itu lebih dekat kepada kekafiran dari pada keimanan. Mereka mengatakan dengan mulutnya apa yang tidak terkandung dalam hatinya. Dan Allah lebih mengetahui apa yang mereka sembunyikan” (QS. Ali Imran :167)

Rasulullah Saw beserta pasukanya yang tinggal 700 orang meneruskan perjalanannya menuju Gunung Uhud.

Sesampainya di Uhud beliau segera menyiapkan pasukannya. Beliau memilih 50 pasukan pemanah yang dipimpin oleh Abdullah bin Jubair al- Anshari untuk mengambil posisi di sebuah bukit kecil yang kemudian dikenal sebagai Jabal Rumaat (Bukit pemanah), berjarak sekitar 500 meter dari markas utama pasukan kaum muslimin. Tujuannya adalah agar mereka melindungi kaum muslimin dan agar musuh tidak datang dari belakang mereka. Rasulullah Saw berpesan kepada mereka agar jangan turun, apapun yang terjadi, sebelum mendapat perintah darinya.

Sementara itu sisa pasukan lainnya sebagian berada di sayap kanan dipimpin oleh Mundzir bin Amr, sebagian lagi disayap kiri dipimpin oleh Zubair bin Awwam. Sedangkan barisan terdepan dipilih prajurit-prajurit yang dikenal ketangguhannya dan keberaniannya dalam berperang yang sebanding dengan jumlah 1000 orang.

Demikianlah pasukan kaum muslimin telah siap bertempur pada hari sabtu pagi, 7 Syawwal 3 H.

Adapun pasukan kaum musyrikin disusun dengan cara berbaris. Komandan utamanya Sufyan bin Harb. Sayap kanan dipimpin oleh Khalid bin Walid yang ketika itu masih musyrik. Sedangkan sayap kiri dipimpin oleh Ikrimah bin Abu Jahal.

Sementara itu kaum wanita musyrikin ikut juga berpartisipasi dengan memberi semangat pasukan. Mereka dipimpin oleh Hindun binti Utbah, isteri Abu Sufyan.

Memompa Semangat Jihad

Sebelum pertempuran, Rasulullah Saw memberikan arahan kepada pasukannya untuk bersabar dan berjuang habis- habisan.

Lalu beliau mengeluarkan pedangnya seraya berkata:

“ Siapa yang mengambil pedang ini dan memenuhi haknya?”

Beberapa orang berebut untuk mengambilnya. Hingga kemudian Abu Dujanah seraya berkata:

“ Apa hak pedang tersebut ya Rasulullah?”

“ Engkau tebas wajah musuh dengannya hingga mereka tunduk”. Sabda beliau

“ Saya yang akan mengambilkan hak untuknya ya Rasulullah”  Katanya dengan lantang.
Akhirnya pedang tersebut diberikan kepadanya.

Abu Dujanah terkenal pemberani, apabila sudah timbul amarahnya, maka dia memakai ikat kepala merah di kepalanya. Jika demikian, maka orang- orang mengetahui, bahwa dia akan berperang hingga mati.

Setelah mengambil pedang tersebut dan mengikatkan tali merah dikepalanya, dia berjalan di antara barisan dengan angkuh saat itu Rasulullah Saw bersabda:

“ Sesungguhnya itu adalah cara jalan yang dibenci Allah, kecuali dalam kondisi seperti ini”.

Awal Pertempuran

Pertempuran diawali oleh duel tanding. Saat itu Thalhah bin Abi Thalhah al-Abdari dari pasukan kaum musyrikin keluar menantang duel pasukan kaum muslimin. Dia terkenal sebagai tentara paling berani dari Quraisy. Karena itu kaum muslimin menahan diri hingga akhirnya keluar Zubair bin Awwam yang langsung lompat menyerangnya bak seekor singa. Tak berapa lama kemudian Talhah tersungkur di tanah menemui ajalnya.

Rasulullah Saw dan kaum muslimin bertakbir menyambut kemenangan tersebut sambil bersabda:

“ Sesungguhnya setiap nabi memiliki Hawary (pengikut setia). Dan Hawary-ku adalah Zubair”.

Setelah pertarungan tersebut, peperangan mulai berkecamuk antara kedua belah pihak.

Pada awalnya peperangan dikuasai oleh kaum muslimin, meskipun jumlah mereka sangat sedikit. Pembawa panji- panji kaum musyrikin satu demi satu berguguran ditebas oleh senjata kaum muslimin, hingga panji tersebut jatuh dan tidak ada yang memungutnya kembali.

Di sisi lain Abi Dujanah yang mendapat pedang Rasulullah Saw untuk ditunaikan hak- haknya maju merangsek musuh dan membunuh siapa saja orang kafir yang menghadangnya. Begitu pula dengan Hamzah bin Abdul Mutholib yang berperang bagaikan singa lapar, menyerbu hingga di tengah- tengah pasukan kafir.

Tak ketinggalan, regu pemanah memberikan andil besar dalam pertempuran, di mana mereka dapat menahan laju pasukan kaum musyrikin yang dihujani oleh panah- panah kaum muslimin dari atas bukit. Sesuatu yang tidak dikira sama sekali oleh musuh.

Secara keseluruhan kaum muslimin berperang dengan semangat tempur yang tinggi dan keimanan yang kuat, sehingga praktis mereka dapat menguasau pertempuran.

Terbunuhnya Hamzah bin Abdul Muthalib

Namun di tengah berkecamuknya perang. Musibah menimpa kaum muslimin. Yaitu terbunuhnya singa Allah Hamzah bin Abdul Mutholin oleh seorang budak yang bernama Wahsyi yang secara khusus diperintahkan tuannya untuk membunuhnya dengan janji dimerdekakan.

Namun demikian, kaum muslimin tetap dapat menjaga kesolidannya sehingga kaum musyrikin sedikit demi sedikit terdesak dan banyak di antara mereka yang berguguran.

Kesalahan Fatal Regu Pemanah

Setelah melihat pasukan musyrikin kocar kacir meninggalkan medan pertempuran dan pasukan kaum muslimin mulai mengumpulkan ghanimah, regu pemanah lupa akan tugas utamanya karena tergoda oleh harta dunia.

Merekapun turun dari bukit tersebut untuk turut mengumpulkan ghanimah, padahal Rasulullah Saw telah berpesan untuk tidak meninggalkan posisi mereka apapun yang terjadi sebelum mendapat perintah darinya. Pemimpin merekapun Abdullah bin Jubair telah memperingatkan untuk tidak melanggar perintah Rasulullah Saw. Namun cinta dunia waktu itu telah menguasai diri sebagian pasukan. Maka turunlah 40 dari 50 pasukan untuk turut mengumpulkan ghanimah, sementara sisanya tetap bertahan di tempat mematuhi komandannya.

Khalid bin Walid Mengepung dari Belakang

Khalid bin Walid, ketika menyaksikan kejadian tersebut, segera berjalan memutar membawa sebagian pasukannya hingga berada di belakang pasukan kaum muslimin. Mereka  segera menghabisi pasukan pemanah Abdullah bin Zubair dan sahabat- sahabatnya. Setelah itu mereka mendatangi pasukan kaum muslimin dari belakang dengan berteriak sekeras- kerasnya.

Mendengar suara tersebut, pasukan kaum musyrikin yang awalnya terdesak dan jatuh mental, menjadi bangkit lagi semangatnya. Bendera kaum musyrikin segera diambil dan diangkat, lalu mereka balik menyerbu kaum muslimin. Kini pasukan kaum muslimin terkepung dari arah belakang dan depan, tidak ada pasukan pemanah yang melindungi mereka.

Pasukan kaum muslimin akhirnya kacau balau, banyak di antara mereka yang terdesak, lari dari bukit- bukit, ada juga yang pulan ke Madinah.







Sumber : Kitab Ar-Rahiqul-Makhtum

Getting Info...

Post a Comment

Cookie Consent
We serve cookies on this site to analyze traffic, remember your preferences, and optimize your experience.
Oops!
It seems there is something wrong with your internet connection. Please connect to the internet and start browsing again.
AdBlock Detected!
We have detected that you are using adblocking plugin in your browser.
The revenue we earn by the advertisements is used to manage this website, we request you to whitelist our website in your adblocking plugin.
Site is Blocked
Sorry! This site is not available in your country.